Beberapa bulan yang lalu aku punya kesempatan untuk pulang ke kampung halaman. Dan ini sekilas aktifitas di sana yang akan saya tuliskan siapa tahu bisa bermanfaat. Koba adalah tempat dimana aku dilahirkan dan di besarkan, tempat yang telah banyak memberi segalanya.
Koba merupakan pusat pemerintahan Kabupaten Bangka Tengah yang dibentuk pada tanggal 23 Pebruari 2003. Setidaknya ada dua versi penggunaan asal-usul kata Koba. Versi pertama mengatakan bahwa kata Koba berasal dari sebuah kapal Cina pada masa awal penambangan timah dan kemudian berlabuh di Sungai Berok. Kapal Cina yang disebut wangkang tersebut bernama Kobe. Wangkang Kobe tersebut kemudian tenggelam di sekitar Sungai Berok yang sejak ratusan tahun lalu tidak terlacak lagi keberadaan reruntuhannya. Lama-kelamaan nama wangkang Kobe tersebut lalu berubah menjadi nama kampung yang karena perjalanan waktu dan perubahan dialek berubah menjadi kata Koba dan dikenal sampai sekarang.
Versi kedua mengatakan bahwa kata Koba berasal dari nama pohon asam yang berbuah besar (bulat seperti mangga) dan banyak terdapat di kampung ini. Karena ke-khas-annya tersebut, maka kampung ini disebut dengan Kampung Koba. Pendapat ini didukung oleh banyak tokoh masyarakat Koba yang diwawancari oleh peneliti, ceile..
Untuk menuju ke Koba hanya memakan waktu sekitar 50 menit ke arah selatan dari Pangkalpinang. Jalannya lengang dan tak ada macet. Sepanjang perjalanan anda akan di suguhi pemandangan yang cukup indah mulai dari kontur perbukitan, hutan, semak belukar dan lambaian nyiur di tepi pantai. Disepanjang perjalanan banyak ditemui ladang masyarakat lokal mulai dari  karet, durian, kelapa sawit, dll.
Hembusan angin laut akan sangat terasa saat memasuki setengah perjalanan karena jalan yang dilalui berbatasan langsung dengan tepi pantai dan kita bisa melihat langsung panorama laut dari atas kendaraan. Sungguh asyik bukan ?? rasanya ingin langsung bermain ditepi pantai dan mandi air laut. sabar :) Apalagi setelah melewati desa ini yakni  desa nelayan kurau...indah bukan? aroma ikan asin langsung tercium menyengat, khas memang. Desa ini di dominasi oleh etnis melayu dan bugis.
Setelah melewati desa ini artinya destinasi yang dituju semakin dekat, kira-kira 25 menit lagi akan tiba di tujuan. Tempat yang selalu kurindukan dimanapun aku berada, tempat kelahiran :). Di sepanjang perjalanan ini tepian laut langsung bisa kita nikmati dari atas laju kendaraan. Akhirnya setelah menempuh perjalanan kurang lebih 50 menit tibalah di depan gerbang utama yang siap menyambut setiap insan manusia yang akan memasuki kota Koba. Gerbang ini letak persisnya di tepi Pantai Arung Dalam yang begitu indah. Pantai ini telah menjadi iconnya
wisata di Bangka Tengah, karena lokasinya yang strategi sehingga  ramai sangat orang berada di tempat ini, ada yang sengaja datang untuk menikmati pemandangan lautnya yang begitu menawan maupun yang sekedar melepas lelah setelah menempuh perjalanan jauh. Segala kepenatan setelah menempuh perjalanan jauh sirna seketika saat memasuki kota Koba.
Senyum ramah para penduduknya menyapa setiap orang yang datang ke tempat ini. Masyarakat Bangka adalah masyarakat yang terkenal toleransinya meski banyak etnis dan pemeluk agama yang mendiami pulau ini. baik itu melayu, cina, bugis, jawa, batak, flores, dll masyarakatnya hidup berdampingan secara damai sejak ratusan tahun yang lalu.
Akhirnya tibalah di rumah tercinta, rumah yang selalu dirindukan dimana telah menanti orang tua, keluarga dan  sanak famili  dan handai taulan setelah sekian lama tidak bertemu, semua terasa indah saat tali silaturrahmi tetap dieratkan, ada perasaan tenang dan damai yang menggelayut di hati ini saat bersua kembali dengan orang-orang tercinta. kok jadi melo ya :). Setelah istirahat kemudian saatnya jalan-jalan mengitari kota tercinta ini, apakah sudah ada perubahan berarti atau masih seperti dahulu kala...ternyata sudah ada sedikit perubahan: jalan-jalan tertata rapi, banyak bangunan-bangunan baru, taman kota, pertokoan dan tempat  jajanan tersebar sepanjang jalan, alhamdulillah :)
Lanjut ke destinasi berikutnya yaitu Pantai Sumur Tujuh. Kenapa disebut Pantai Sumur Tujuh karena memang di pantai ini terdapat tujuh sumur peninggalan Jepang, dulu digunakan untuk produksi garam. Tapi sekarang ini hanya menjadi sumur tua yang tak di gunakan lagi. mau lihat penampakannya ? okelah cekidot. Pantai ini masih alami, dan yang lebih mantapnya lagi masuknya gratis sepuasnya.
Oh iya jangan lupa kalau punya kesempatan berada di Kota Koba untuk mencicipi kuliner khasnya yaitu Mie Koba (rasanya : enak lo) Â pemiliknya adalah Bpk. Iskandar, disamping jajanan lainnya seperti empek-empek dan yang lainnya yang tak kalah enaknya.
Demikianlah sekilas kisah ini semoga bermanfaat. Mohon tanggapannya. Terima Kasih.
Lihat Travel Story Selengkapnya