Hidup terkadang seperti angin berlalu. Ia menerpa kulit lalu pergi. Terkadang itu terasa hangat terkadang pula terasa dingin atau pun biasa saja. Ada juga yang merasakan bahwa hidup berlalu begitu cepat. Hari-hari terus berganti dari senin hingga senin kembali. Matahari menyapa lalu tenggelam. Bulan menghampiri lalu pergi. Begitu terus hingga tak disadari telah menjalani ini berpuluh-puluh tahun lamanya.Â
Peristiwa terus terjadi dan berganti. Terkadang kita merasakan bahwa hidup ini membosankan atau tidak ada perubahan. Situasi ini membuat kita kurang bergairah untuk menjalani hidup di setiap harinya. Hari berjalan seakan tidak ada rasa bahkan semangat. Seperti seorang yang berjalan membungkuk dengan muka cemberut. Hingga hidup ini seperti tidak layak untuk dijalani atau dihidupi.Â
Seorang filsuf terkenal bernama Socrates pernah berkata: "hidup yang tidak direfleksikan tidak layak dihidupi". Dalam prespektif saya pribadi, Socrates ingin mengatakan bahwa refleksi membantu seseorang untuk menjalani hidupnya. Sebab, refleksi itu sendiri berarti melihat kembali peristiwa atau kejadian yang telah kita lakukan atau alami. Kita diajak untuk menilai setiap peristiwa serta mengambil pesan atau makna yang terkandung di dalam peristiwa tersebut. Refleksi adalah suatu yang terencana dan dilakukan dengan kesadaran penuh. Oleh sebab itu, refleksi hendaknya dilakukan dalam keheningan. Sehingga kita mampu menemukan harta berharga yang terkandung di dalam setiap peristiwa yang menjadi kekuatan kita.Â
Kita setiap hari terus berusaha untuk menjadi versi terbaik dari diri kita. Setiap hari selalu ada yang kita lakukan ataupun kita alami untuk sampai pada tujuan tersebut. Refleksi membantu kita mengumpulkan kekuatan yaitu nilai dan makna yang kita temukan sehingga kita semangat untuk terus bejalan. Hidup yang awalnya biasa saja dan membosankan menjadi hari-hari yang amat menyenangkan. Kita akan menyadari bahwa hidup memiliki banyak kejutan yang luar biasa dari peristiwa yang terjadi seperti biasa saja.Â
Hari pun terus berganti. Peristiwa menyimpan banyak tawa. Rasa bahagia menciptakan raga yang perkasa. Hidup bukan lagi warna yang hampa namun telah sampai pada warna-warna yang indah di dalamnya. Kita pun menjadi diri sendiri yang jauh lebih baik dari sebelumnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H