Mohon tunggu...
Robertus Nata
Robertus Nata Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Berjalan menuju terang

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Joki

30 Agustus 2024   21:53 Diperbarui: 17 September 2024   08:16 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tentu kita sering mendengar kata joki. Bagi para gamers joki tentu hal yang biasa. Namun perlu kita ketahui bahwa joki juga mengambil peran di dalam dunia pendidikan. Joki yang ada di dunia pendidikan terutama di dunia perkuliahan yaitu joki tugas entah itu makalah, paper, KTI, ataupun skripsi, dan lain-lain. Artikel kali ini akan membahas secara spesifik mengenai joki yang ada di dunia perkuliahan ataupun dunia pendidikan. Sebelum masuk ke pokok bahasan, joki itu sendiri memiliki arti seperti apa? Apakah joki adalah hal yang perlu di normalisasi? Atau joki perlu dilarang?

Joki sendiri berasal dari bahasa inggris (jockey) yang memiliki arti sebagai seorang olahragawan yang menunggangi kuda dalam sebuah pertandingan balap kuda. Dilansir dari berbagai sumber, joki juga memiliki arti lain sesuai dengan konteks. Joki sendiri di dalam KBBI berarti seorang yang mengerjakan tanggung jawab orang lain secara menyamar yang mestinya dilakukan oleh orang tersebut dengan mendapat imbalan (dibayar).

Dalam perspektif saya pribadi, joki dibedakan menjadi dua. Pertama, joki yang mendapat imbalan(dibayar) karena dirinya melakukan atau mengerjakan sesuatu yang semestinya menjadi tanggung jawab orang lain. Joki ini kerap kali termotivasi oleh kemalasan. Di mana seperti yang sering terjadi, seseorang menggunakan jasa joki untuk mengerjakan makalah, paper, artikel, ataupun skripsi. Hal ini terjadi karena seseorang merasa tidak bisa, tidak ada waktu, atau pun karena merasa joki adalah hal yang normal. Saya sendiri kurang setuju dengan jenis joki yang pertama ini sebab seseorang yang menggunakan jasa joki tidak memiliki pergerakan( keinginan untuk berjuang dan belajar). Seseorang tersebut hanya menyewa orang lain dan membayarnya tanpa mengikuti proses( terima bersih)

Sedangkan joki yang kedua sedikit berbeda. Di mana seseorang meminta orang lain untuk membantunya mengajarkan sesuatu namun orang tersebut memiliki kontribusi di dalamnya. Seperti seorang teman yang membantu temannya untuk mengerjakan tugas. Tentunya temannya itu seperti memberikan jasa joki kepada temannya hanya saja tidak dibayar. Seseorang itu dibantu untuk mengerjakan tugas sekaligus berjuang dan belajar. Saya sendiri setuju dengan "joki" yang kedua ini sebab seseorang tersebut memiliki intervensi di dalam pengerjaan tugasnya.

Di dalam perjokian kita perlu melihat kembali apakah orang yang menggunakan jasa joki memiliki intervensi yang besar atau tidak sama sekali di dalam pengerjaan tugasnya tersebut. Tentunya joki yang kedua jauh lebih baik daripada jenis joki yang pertama. Sebab jenis joki yang kedua seorang yang meminta bantuan dari temannya memiliki keinginan untuk bertumbuh dan berkembang. Ia tidak hanya meminta orang lain untuk mengerjakan tugasnya namun ia juga memiliki intervensi yang besar di dalam pengerjaan tugas tersebut. Jadi, akan jauh lebih baik jika kita memilih "joki" yang kedua dibandingkan yang pertama. Dengan demikian, kita dapat berkembang dan bertumbuh dengan kemampuan kita sendiri yang dibantu oleh orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun