Mohon tunggu...
Robertus Nata
Robertus Nata Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Berjalan menuju terang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Masalah sebagai Peluang untuk Berkembang

23 Juni 2024   22:01 Diperbarui: 24 Juni 2024   04:03 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Artikel sebelumnya, menjadikan masalah sebagai teman yang menguntungkan masih terkesan membingungkan. Menjadikan masalah sebagai teman sedikit menyulitkan tetapi bukan berarti tidak bisa dilakukan. Hal yang perlu kita perhatikan ialah sikap kita terhadap masalah. Di mana masalah baiknya kita pandang sebagai peluang untuk berkembang maka masalah seakan-akan mengajak diri untuk belajar. 

Belajar adalah sebuah kata kerja yang berarti bergerak atau berpindah dari tidak tahu menuju tahu. Belajar sendiri memiliki tiga sikap dasar yaitu terbuka, kosong, dan lebih rendah. Belajar dapat kita ibaratkan sebagai sebuah gelas. Mungkin berapa dari kita sudah mengetahuinya. Terbuka berarti membuka diri agar sesuatu dapat masuk seperti gelas yang terbuka agar air dapat masuk. Terbuka berakar dari rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu dapat membuat kita untuk mencari tahu penyebab, solusi, hingga pencegahan masalah. Albert einstein pernah mengatakan dia bukanlah orang yang memiliki bakat khusus namun dia adalah orang yang memiliki rasa ingin tahu yang kuat. Ada hal yang tersirat dari kata- kata tersebut ialah asha ingin tahu yang disertakan usaha. 

Selanjutnya, gelas kosong yang berarti kita mengosongkan diri dari pikiran atau persepsi kita sebelumnya untuk menerima pengetahuan baru. Jika gelas yang terbuka itu penuh maka air tidak akan tertampung di dalamnya. Begitu juga dengan diri kita jika kita masih berpegang teguh pada pemikiran kita maka pengetahuan tidak dapat kita ketahui. Dengan kita mengosongkan diri maka kita dapat menerima pengetahuan baru untuk menghadapi setiap persoalan di dalam hidup kita. 

Sikap terakhir ialah gelas yang lebih rendah dari botol untuk mengisinya. Sebab jika ingin mengisi gelas maka gelas hendaknya lebih rendah. Sikap rendah hati membantu kita untuk menampung pengetahuan yang kita dapatkan. Syarat penting untuk berkembang adalah kita perlu menyadari masih banyak hal yang perlu diperbaiki.

Setiap sikap ini memerlukan kesabaran dan ketekunan. Kita mesti mengetahui persoalan-persoalan yang kita hadapi. Ada masalah yang dapat diselesaikan dengan cepat seperti beberapa hari, mungkin berminggu-minggu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun; sebab ada masalah yang dapat selesai seiring berjalannya waktu, ada pula masalah yang dapat selesai dengan bertanya, ada pula masalah yang dapat selesai dengan berefleksi. Ketika kita mampu menjadikan masalah sebagai pelajaran untuk mengembangkan diri maka diri kita telah sampai ke level yang lebih baik dari diri sebelumnya. Dengan demikian masalah bukan lagi sebuah masalah tetapi sebagai peluang untuk berkembang menuju diri yang lebih baik. Sebagai orang beriman kita juga perlu menyerahkan semua pada Tuhan supaya Tuhan sendiri yang menyempurnakannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun