Perubahan adalah salah satu hal utama dalam sejarah kehidupan umat manusia. Perubahan menunjukan bahwa manusia mampu mengintegrasikan dirinya dengan alam sekitar. Perubahan selalu bergerak ke depan sesuai aliran waktu dari masa lalu ke masa kini. Perubahan kemudian dimaknai sebagai hakikat kehidupan manusi di mana manusia akan menjadi lebih manusiawi dalam aliran serta gerakan waktu.
Subjek utama dari perubahan tersebut adalah manusia. Menurut Paulo Freire hanya subjek saja yang memiliki kemampuan untuk melihat realitas dan mengerti eksistensinya. Menurutunya yang paling penting pemahaman mengenai manusia adalah bukanya "what man is" tetapi "what man will be". What man will be mengandaikan bahwa manusia "always on the making" selalu berproses dan di dalam proses itulah tercipta perubahan. Itulah sebabnya manusia pantas disebut sebagai subjek perubahan.
Selama dua dekade terakhir laju perubahan menjadi sedemikian cepat sehingga tatanan sosial-budaya memperoleh sifatnya yang dinamis dan luwes. Kini tatanan sosial dan budaya berada dalam kondisi perubahan permanent. Herakleitos (540-480 SM) mengatakan " nothing endures but change"-"tidak ada yang tidak berubah kecuali perubahan itu sendiri". Ramalan Herakleitos kini menjadi nyata dalam dunia dewasa ini, bahwa segala sesuatu akan berubah-mengalir, bahkan budaya itu sendiri pun mengalami perubahan.
Dalam Gaudium et Spes dikatakan bahwa "dewasa ini umat manusia berada dalam periode baru sejarahnya, masa perubahan yang berangsur-angsur meluas ke seluruh dunia." Perubahan itu timbul dari kecerdasan dan usaha kreatif manusia dan kembali mempengaruhi manusia sendiri, cara-cara menilai serta keinginan-keinginannya yang bersifat perorangan maupun kolektif, caranya berpikir dan bertindak terhadap benda-benda maupun dengan sesama manusia.
Youval Noah Harary dalam Homo Sapiens mengatakan bahwa penyebab utama terjadinya suatu perubahan adalah karena sifat manusia yang menganggap bahwa tatanan tradisional itu bersifat keras dan kaku sedangkan transfromasi sosial sebagai hasil akumulasi banyak lagkah kecil adalah jauh lebih relevan untuk konteks sekarang ini. Karena faktanya sekarang setiap tahun selalu bersifat revolusioner. Manusia keluar dari tatanan lama dan menciptakan tatanan yang lebih baru. Tatanan dasar sosial yang tradisional berubah secara besar-besaran dengan segala keuntungan dan resikonya.
Definisi Disrupsi Digital
Istilah Disrupsi digital sering juga dikenal dengan istilah Revolusi Digital yang dipahami sebagai perubahan dari teknologi mekanik dan elektronik analog ke teknologi digital yang telah terjadi sejak tahun 1980 dan berlanjut sampai hari ini. Revolusi itu pada awalnya mungkin dipicu oleh sebuah generasi remaja yang lahir pada tahun 80-an. Analog dengan revolusi pertanian, revolusi Industri, revolusi digital menandai awal era Informasi.Â
Revolusi atau disrupsi digital ini telah mengubah cara pandang seseorang dalam menjalani kehidupan yang sangat canggih saat ini. Sebuah teknologi yang membuat perubahan besar kepada seluruh dunia, dari mulai membantu mempermudah segala urusan sampai membuat masalah karena tidak bisa menggunakan fasilitas digital yang semakin canggih ini dengan baik dan benar.
Dari definisi di atas dapat kita simpulkan bahwa secara bahasa disrupsi disebut sebagai suatu gangguan yang terjadi pada sebuah peristiwa atau, aktifitas dan proses (distrbance or problems which interrupt an event, activity or process). Pada landasan konsepsional disrupsi ditandai dengan perkembangan tekhnologi informasi digital dan berubahnya pola hidup manusia secara radikal. Disrupsi ini mengikuti revolusi industri peradaban industrial masyarakat yang telah sampai pada level 4.0 ketika perkembangan industri informasi virtual menyergap kehidupan sebagain besar bangsa masyarakat modern dan membangun kedangkalan dan perusakan kulutaral manusia.
Terganggunya tatanan sosial oleh kemajuan teknologi bukanlah fenomena baru bagi manusia. Tanda-tanda ini sudah mulai muncul sejak awal Revolusi Industri, di mana masyarakat manusia telah mengalami proses modernisasi tanpa henti sebagai satu proses produksi baru menggantikan yang lain. Disrupsi digital sebenarnya sudah mulai dipropagandakan sejak era tersebut. Disrupsi digital ini kemudian membentuk identitas manusia yang baru yang disebut homo digitalis. Seperti yang dikatakan F. Budi Hadirman "kelahiran  homo  digitalis ke  pentas  sejarah  dimungkinkan  oleh  teknologi".
Dari pengertian tersebut di atas disimpulkan bahwa disrupsi digital hadir dalam kehidupan manusia dengan dua sisi yakni sisi positif dan serentak membawa sisi negatif. Sisi positif, disrupsi digital merupakan peluang untuk mengembangkan kehidupan manusia atau sebagai sarana untuk mempromosikan budaya-budaya dalam masyarakat lokal terutama kearifan-kearifan lokal yang belum terjangkau oleh publik. Tetapi di sisi lain disrupsi digital menyebabkan terjadinya gradasi kebudayaan secara besar-besaran. Inilah dua paradoks yang mesti dihadapi secara bijak.Â