Saya lebih mengkhususkan generasi muda sebagai pelaku politik masa depan Indonesia. Mengupas dari sisi efek yang akan dirasakan oleh orang muda yang berkecimpung dan berminat di dunia politik.
Masa depan Demokrasi tentu tidak terlepas dari diskursus anak muda yang hari hari hanya mungkin bisa mengamati, mencermati sirkulasi para elit politik yang hari-hari ini ramai-ramai mempertahankan jabatannya sebagai penguasa.
Kita mungkin tidak akan diberikan kesempatan, untuk berdebat dan bahkan mempertanyakan kepada partai penguasa yang mendukung Sistem Proporsional Terutup
Sebagai generasi muda yang akan mengisi ruang politik baik di legislatif maupun di eksekutif. Generasi muda sebenarnya adalah pelaku utama yang sudah sepantaskan menolak wacana yang membungkam masa depan politiknya.
Ketika kita diam dan membiarkan partai penguasa ikut mendukung Sistem Proporsional Tertutup. Maka generasi muda perlu wanti-wanti dengan bahaya berikut:
Pertama: Generasi muda yang berhak dan berminat untuk mencalonkan diri untuk duduk di kursi Parlemen mesti mempersiapkan uang sebanyak-banyaknya untuk menyogok partai yang memberikan tiket kepadanya untuk duduk di kursi parlemen.
Kedua: Anak muda yang bukan dari golongan keluarga penguasa partai atau bukan anak milik orang kaya/ berpengaruh tentu tidak akan punya kesempatan untuk mencalonkan diri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H