Mohon tunggu...
Robertus Benny Murdhani
Robertus Benny Murdhani Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Seorang pemburu kuis yang suka menulis. Baca tulisan-tulisan saya di www.kamar-kata.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kupon Diskon, Gaya Baru Berbelanja (Hemat atau Boros)

28 November 2011   10:22 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:06 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Secret Deal! Hanya Rp 12.500 (Nilai Rp 25.000) untuk buku favorit kamu di Gramedia Book Store" (Dealkeren.com) Penggalan kata tersebut saya ambil dari penawaran diskon dari dealkeren.com, salah satu pelopor situs penawaran kupon diskon belanja di Indonesia. Dealkeren, disdus, kriskros, deal adalah beberapa nama situs yang akhir-akhir ini menjadi situs langganan bagi para penggila belanja.Situs-situs tersebut menawarkan beragam kupon diskon belanja, mulai dari produk makanan, paket wisata, perawatan kecantikan, buku dan beragam jenis produk atau paket, dengan besaran diskon beragam. Kebanyakan berkisar antara 20-60 % dari harga normal. Fenomena maraknya situs-situs seperti ini bisa dipandang negatif dan positif, tentunya menurut kacamata saya. Sisi positifnya adalah dengan semakin larisnya kupon-kupon diskon belanja seperti sekarang ini, itu artinya masyarakat Indonesia semakin pintar dalam menyiasati bagaimana agar dapat menikmati produk dengan value yang sama, tapi dengan harga yang jauh lebih murah. Singkatnya, masyarakat Indonesia semakin cenderung untuk lebih hemat dalam berbelanja. Trus kalo gitu apa dong sisi negatifnya? Hal inilah yang sebenarnya saya cermati dari fenomena ini. Semakin banyaknya penawaran kupon diskon belanja untuk beragam jenis produk, makanan, paket wisata, dll menurut kacamata saya malah semakin membuka pintu yang lebar untuk budaya konsumtif bagi masyarakat Indonesia. Yang saya maksud, memang penawaran kupon diskon akan menghemat pengeluaran anda. Tapi bayangkan kalau dengan adanya penawaran kupon diskon, anda malah membeli kupon diskon yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan. Kita hanya bersikap reaktif untuk membeli hanya karena kita takut kehilangan momen diskon tersebut. Bukankah tindakan tersebut malah menjadi sebuah pemborosan. Sekarang tergantung anda sendiri menyikapinya. Mau hemat atau boros, semua ada di tangan anda. Selamat berbelanja (dan berpikir). Diambil dari blog pribadi saya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun