Mohon tunggu...
Robertus Widiatmoko
Robertus Widiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Menerima, menikmati, mensyukuri, dan merayakan anugerah terindah yang Kauberikan.

Indahnya Persahabatan dalam Kebersahajaan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kereta Api Senjata Utama

17 Januari 2019   10:55 Diperbarui: 17 Januari 2019   13:59 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perbincangan kecil mengisi waktu. Sambil menikmati kopi hangat sesekali membuang muka jauh pemandangan keluar. Ia hanya bisa mengantarku sampai ke batas pengantaran penumpang. Akhirnya, waktu juga berbicara. Kami pun berpisah.  Aku membawa makanan, koper dan tas rangselku masuk ke gerbong. Kebetulan aku mendapatkan kereta api eksekutif gerbong 5 no 19A. Barang-barang itu kuatur rapi di bagasi.  Sisanya kubiarkan tergeletak di bawah bangku. Gerbong-gerbong kereta api perlahan mulai maju bergerak meninggalkan kota Yogyakarta. 

Bayangan Irma sempat hadir di pelupuk mataku. Kenangan-kenangan manis masa-masa di SMA bersama dengannya masih singgah di pelupuk mataku. Sungguh masa remaja yang tak terlupakan. Kenangan yang tak mungkin tergantikan. Bangku depanku kebetulan masih kosong. Kakiku kubiarkan berselonjor menahan nyeri. Segenggam rindu bertemu dengan sebakul penyesalan. Faktanya aku harus memperjuangkan harapan itu. Harapan agar menjadikannya lebih baik. Pertemuan dengan Irma memberi sejuta pengharapan. Sebuah sajak buat dia.                                              

                                                                                                                                Yang di sini aku terkenang

Yang di sana kau terbayang

Yang di sana sini kita terbang

Antara duka dan suka yang menghilang

Kereta Senja Utama mengantar ke depan

Melangkah dari desa ke kota

Merenda cita, cinta dan harapan

Sepeda onthel menjadi idaman kita

Teriring salam dan doa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun