Mohon tunggu...
Robertus Afrianus Nanga Noo
Robertus Afrianus Nanga Noo Mohon Tunggu... Guru - Penulis-Praktisi Pendidikan

Tulislah semua kebaikan di dunia, karena Tuhan telah merancang dengan sempurna untuk kita abadikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Blog Rangkuman Koneksi antar Materi- Modul 3.1

13 Agustus 2024   18:36 Diperbarui: 13 Agustus 2024   18:39 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

  • Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Melalui filosofi Ki Hajar Dewantara yang berbunyi ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani yang artinya di depan menjadi panutan, di tengah membangkitkan semangat, dari belakang memberikan motivasi.

Prinsip ing ngarso sung tuladha yang berarti sebagai seorang pemimpin atau guru, pentingnya memberikan contoh yang baik bagi orang lain. Dengan berperilaku baik dan menjadi panutan, seorang pemimpin dapat menginspirasi dan memotivasi orang-orang di sekitarnya untuk mengikuti jejak yang positif.

Dan Prinsip ing madyo mangun karsa yang seorang pemimpin atau guru harus berada di tengah-tengah kelompoknya, berperan aktif dalam membangun semangat, motivasi, dan kehendak orang-orang di sekitarnya. Dengan berada di tengah, seorang pemimpin dapat lebih mudah memahami kebutuhan dan aspirasi kelompoknya, serta menuntun murid agar keputusan yang diambil sesuai dengan nilai kebajikan.

Serta prinsip  tut wuri handayani artinya guru dapat memberikan dorongan dan motivasi agar anak berani mengambil keputusan yang bertanggungjawab.

Guru memiliki tanggung jawab untuk menuntun murid segala yang ada pada anak, mengarahkan, dan memberi dorongan supaya anak dapat berproses dan berkembang.

Dalam proses menuntun, murid memilki kebebasan, dalam hal ini guru sebagai pamong memberikan tuntunan dan arahan agar murid menemukan warna atau keunikannya sendiri. Menemukan kemerdekaannya dalam belajar akan berdampak pada murid.


  • Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri seorang pendidik tentunya adalah nilai kebaikan, integritas, empati, komitmen, keadilan, kreativitas, kesabaran,  dan kepemimpinan yang baik. Nilai-nilai atau prinsip-prinsip inilah yang mendasari pemimpin dalam mengambil suatu keputusan yang mengandung unsur dilema etika. Pengambilan keputusan tentunya berpijak pada prinsip pengambilan keputusan untuk membantu dalam menghadapi pilihan- pilihan yang penuh tantangan. Ketiga prinsip tersebut adalah:

  • Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
  • Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
  • Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
  • Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya?

Coaching supervisi akademik memaksimalkan potensi guru dalam memecahkan permasalahan saat menjadi pemimpin pembelajaran. Sehingga melalui hal tersebut membantu menyelesaikan suatu permasalahan dilema etika seorang guru. Teknik coaching alur TIRTA   mampu mengidentifikasi suatu permasalahan dan mampu menghasilkan keputusan yang tepat dan berpihak pada murid. Keputusan yang bernilai dilema etika akan selalu meninggalkan pertanyaan-pertanyaan dalam benak kita sebagai guru sehingga memastikan keputusan itu ideal tentunya akan selalu meninggalkan titik kelemahan namun utamakan setiap keputusan pada nilai kemanusiaan dan berpihak pada murid. 

  • Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, penting untuk terus mengembangkan kemampuan sosial emosional ini agar dapat membuat keputusan yang tidak hanya tepat, tetapi juga etis dan berpihak pada kepentingan terbaik murid. Sehingga dengan sehubungan hal tersebut pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, diperlukan kompetensi sosial emosional seperti kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berkomunikasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun