[caption id="attachment_128520" align="alignright" width="300" caption="Foto Nazaruddin yang dirilis Kepolisian Kolombia (AP)"][/caption] Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat ini akan segera dipulangkan ke Indonesia dari Bogota, Kolombia. Bahkan, sore hari ini ia diperkirakan sampai Jakarta. Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Johan Budi SP mengatakan, pihaknya belum mengetahui kepastian kedatangan buron kasus dugaan korupsi Wisma Atlet itu. "Yang pasti belum berangkat, dalam waktu sekarang waktu Indonesia, di sana kan masih malam," kata Johan, Jumat 12 Agustus 2011.
Yang menarik adalah menurut laporan langsung dari sebuah stasiun swasta (TV One) pagi ini bahwa banyak kejanggalan-kejanggalan yang terjadi sekitar kepulangan Nazar. Di satu sisi pihak imigrasi dengan yakin mengatakan bahwa Nazar telah pulang. Yang lebih menarik adalah misteri tas hitam milik Nazar. Menurut Nazaruddin ia mengirimkan sebuah tas hitam yang dialamatkan kepada kedutaan besar Indonesia di Bogota, Kolombia. Nazaruddin berkata bahwa tas itu berisi empat buah handphone, dompet dan dokumen-dokumen penting. Mungkinkah Nazar berani mengirimkan empat buah handphonenya dan dokumen-dokumen penting ke Duta Besar RI tanpa maksud tertentu atau mungkin memang ia sengaja memilih Negara Kolombia karena ada hubungan khusus dengan duta besar RI di Bogota? Atau apakah tas hitam itu adalah salah satu strategi permainan Nazar, karena belum tentu tas hitam itu benar-benar berisi handphone dan dokumen-dokumen penting Nazar, masih banyak kemungkinan-kemungkinan lain yang dapat dimainkan oleh Nazar.
Berapa biaya yang akan dikeluarkan Negara untuk menjemput Nazar? Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin menyanyangkan besarnya jumlah biaya pemulangan Nazaruddin ke Indonesia yang dikabarkan mencapai Rp 4 miliar. Dana tersebut selain digunakan untuk menyewa pesawat, juga untuk membiayai keperluan tim penjemput yang berjumlah 12 orang. “Uang senilai Rp 4 miliar itu jumlahnya tidak sedikit. Sebenarnya jumlah sebesar itu tidak layak. Kan bisa ada cara lain untuk menjemput Nazaruddin,” kata Din Syamsuddin, di Solo, Kamis, 11 Agustus 2011. Weleh weleh! Negara semakin rugi aja ya ngurus koruptor-koruptor.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H