Mohon tunggu...
Robert Parlaungan Siregar
Robert Parlaungan Siregar Mohon Tunggu... lainnya -

Sekarang Pemerhati Indonesia Kekinian.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Presiden Jokowi Batalkan(lah) Asian Games, Risiko Pemakzulan

29 Januari 2015   11:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:10 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Pertikaian antara Polri dan KPK, disusul diborgolnya Wakil Ketua KPK oleh Polri, menunjukkan betapa lemahnya posisi politik Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi hanya memiliki ruang gerak untuk melakukan sesuatu yang langsung bermanfaat bagi pembangunan bangsa. Menyelenggarakan perhelatan Asian Games 2018 hanya memperbesar sudut tembak bagi lawan politiknya.

Ini adalah tulisan saya yang ketiga memohon agar Presiden Jokowi-JK membatalkan Asian Games 2018.

Posisi politik Jokowi terlemah dari Presiden sebelumnya: Risiko Pemakzulan

Pengajuan Budi Gunawan sebagai calon Kapolri sudah membawa Indonesia kedalam kekalutan sehingga roda perekonomian dan roda pemerintahan seakan berhenti.

Sejak dilantik sebagai Presiden, Jokowi sudah menyadari bahwa DPR didominasi Koalisi Merah Putih dengan 350 kursi, sedangkan partainya yang masuk dalam Koalisi Indonesia Hebat, hanya mencapai 210 kursi.

DPR sejak pertama dilantik terbelah dua, tetapi menghadapi pencalonanan Budi Gunawan sebagai Kapolri, DPR bersatu padu justru untuk memojokkan Presiden Jokowi.

Permainan zig-zag DPR, yaitu bermula dengan terbelah dua, kemudian bersatu, lalu menonton PDIP berdansa-dansa, adalah bentuk kepiawaian KMP berpolitik dan memperolok-olok partai pendudung pemerintah sekaligus unjuk gigi.

Dari dansa-dansi PDIP, yang paling mengejutkan adalah pernyataan Efendi Simbolon bahwa sekarang ini kesempatan pemakzulan pemerintahan Jokowi. Mengejutkan karena Efendi Simbolon adalah seorang anggauta DPR dan politisi kawakan dari PDIP, partai pengusung Jokowi.

Efendi Simbolon juga mengklaim memiliki senjata kedua di bawah lengan bajunya yaitu menolak APBN-P 2015 yang sedang dibahas di DPR. Jika anggaran perubahan ditolak DPR maka Jokowi akan game over demikian Efendi Simbolon.

Sebagian besar rakyat masih berdiri dibelakang Presiden Jokowi menghadapi Pemakzulan ala Efendi Simbolon mapun Game Over penolakan APBN-P.

Risiko besar bagi Presiden Jokowi, bagi bangsa Indonesia, jika sesudah masalah Budi Gunawan, pemerintah malah menyakiti rakyat. Menyakiti rakyat jika Asian Games mengakibatkan “Kiamat Lalu Lintas” dan menghambur-hamburkan Uang Rakyat.

Jakarta “Kiamat lalu lintas” pada waktu berlangsungnya Asian Games?

Kiamat dalam KBBI diantaranya diartikan sebagai celaka sekali, bencana besar.

Sekarang ini lalu lintas Jakarta sudah diluar batas normal. Dengan setiap tahunnya kendaraan tumbuh 11%, jalan hanya tumbuh 0.01% maka dapat dibayangkan kemacetan lalu lintas Jakarta pada tahun 2018.

Ditambah Asian Games 2018 maka kiamat lalu lintas semakin mendekati ”keniscayaan”.

Diberitakan di media Gubernur A Hok stress menghadapi persiapan Asian Games ini. Khusus transportasi Gubernur A Hok memberi penjelasan, disingkat sebagai berikut:

A Hok berencana mengunggulkan sistim transportasi massal berbasis LRT( Light Rapit Transit) dan MRT(Mass Rapid Transit)

LRT rute Bandara Soetta ke Kelapa Gading dan Kemayoran. MRT di targetkan selesai pada 2017.

Sebelum ini, Gubernur A Hok menyebut pembangunan Tol Dalam Kota adalah demi Asian Games 2018. Tahap 1 terdiri dari ruas Semanan-Sunter dan Sunter-P Gebang direncanakan beroperasi pada 2019.

Penulis kesukaran mengertikan bagaimana fasilitas jalan tol dan transportasi massal disebut diatas mampu menanggulangi kebutuhan transport untuk perhelatan Asian Games 2018. Bagaimana pengaruh kegiatan Asian Games pada lalu lintas Jakarta?

Tanpa Asian Games lalu lintas Jakarta mungkin sudah “kiamat” pada 2018, dengan adanya Asian Games maka apa namanya?

Asian Games 2018 akankah menghambur-hamburkan uang rakyat?

Wagub A Hok menyikapi dipercayakannya Asian Games pada Jakarta/Indonesia sebagai suatu kehormatan. Kehormatan akan dibalas dengan menyuguhkan Asian Games yang lebih “wah” dari Asian Games di Guangzhou. Biaya Asian Games di Guangzhou adalah US 18 miliar. Jika di Jakarta lebih “Wah” dari Guangzhou, maka berapa miliar US?

Negara dalam keadaan terpuruk, tetapi selalu ada pemimpin yang merasa harus membuktikan bahwa sesungguhnya negaranya hebat.

Proyek Hambalang semula dianggarkan Rp 125 miliar berakhir menjadi Rp 2.5 triliun. Bagaimana dengan proyek Asdian Games yang penuh dengan kondisi kritis, keputusan harus segera.

Asian Games akan dilaksanakan tanggal, bulan dan tahun cantik yaitu 18-8-18. Wow keren tetapi jangan lupa masa jabatan Gubernur A Hok berakhir pada Oktober 2017. Gubernur A Hok bagaimanapun juga adalah motor dari Asian Games ini.

Meningkatkan prestasi olah raga, eh turunkan target

Menurut Menteri Pemuda dan Olah Raga target semula adalah 5 besar. Seksarang diturunkan menjadi 8 besar. Di Asian Games 2014 Indonesia menduduki peringkat 17.

Fokus cabang olah raga yang hendak dimenangkan diantaranya perahu naga, pencak silat, tarung drajat, renang serta arung jeram. Menteri juga persiapakan pelatih asing.

Asian Games untuk meningkatkan prestasi olah raga ( untuk jangka panjang) atau hanya kesempatan berpesta pora?

Pemerintahan Jokowi-JK: Bekerja, Bekerja dan Bekerja

Tugas/target pemerintahan Jokowi diantaranya: pengurangan kemiskinan, pemerataan kesejahteraan bangsa, penambahan lapangan kerja, ketahanan pangan, pembangunan infrastruktur seperti tol laut, kereta api, penambahan daya listrik.

Jokowi menyebut kabinetnya: Kabinet Bekerja,

maka: Bekerja, Bekerja dan Bekerja (lah)

hindari : Berpesta Pora, Berpesta Pora dan Berpesta Pora

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun