Mohon tunggu...
Robert Parlaungan Siregar
Robert Parlaungan Siregar Mohon Tunggu... lainnya -

Sekarang Pemerhati Indonesia Kekinian.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Kemacetan Lalu Lintas Jakarta: Gajah Bertarung Sama Gajah, Pelanduk Mati di Tengah-tengah

2 Desember 2012   20:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:17 695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13544620051084195157

Ketika para petinggi negeri berseteru, rakyat yang jadi korban.

Direktur Eksekutif Masyarakat Transportasi Indonesia, Pandit Pranggana menyatakan bahwa tiap tahun kerugian akibat kemacetan tidak kurang Rp 12 triliun, 'menguap' di jalan.

Kemacetan mengorbankan produktivitas masyarakat, berpotensi  mendistorsi perekonomian Ibukota. Mobilitas masyarakat terhambat oleh kemacetan lalu lintas di jalan, stress meningkat, maka kesehatan mental dan fisik pun terganggu. Waktu yang berkualitas untuk berkumpul bersama keluarga dan beristirahat pun berkurang. Siklus ini berlanjut setiap hari, terus menerus dan semakin parah.

[caption id="attachment_212467" align="aligncenter" width="600" caption="Macet oleh Unipost"][/caption]

TOL dalam KOTA atau  TRANSPORTASI MASSAL

Menteri PU Kirmanto menyatakan bahwa pembangunan 6-tol dalam kota akan sangat membantu mengatasi kemacetan lalu lintas di Jakarta. Dia mengungkapkan bahwa pembangunan 6 ruas jalan tol merupakan prakarsa Pemprov DKI. Kementerian PU hanya sebagai pengatur masalah teknis pembangunan dan jalan. Syarat-syarat pembangunan 6 ruas jalan tol itu sudah dipenuhi semuanya.

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo cenderung memilih pembangunan transportasi massal daripada pembangunan 6 ruas jalan tol dalam kota. "Karena jalan tol di dalam kota itu artinya memberi fasilitas kepada yang memiliki mobil, bukan pada masyarakat.”

Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta, Azas Nainggolan menilai, pembangunan jalan tol dalam kota ini justru akan mendorong masyarakat untuk menggunakan mobil pribadi.

Pengamat transportasi dari Institute of Transportasi Development Program, Yoga Adiwinarto menambahkan,  seharusnya anggaran sebesar Rp 42 triliun ini digunakan untuk  menambah dan meningkatkan sistem transportasi massal yang  ada saat ini.

Beredar di masyarakat, petisi untuk batalkan pembangunan 6 ruas jalan tol dalam kota.

Ada tekanan susulan dari “keluarga jalan tol” yaitu  Kepala Badan Pengelola Jalan Tol Achmad Gani.  Jokowi tak bisa membatalkan proyek 6 ruas tol dalam kota. Saat ini proyek 6 ruas jalan tol dalam kota telah ditetapkan Menteri PU Kirmanto untuk bisa dilelang. Sekarang ada swasta yang mau bangun. Kok tidak boleh.

Gubernur DKI adalah Jokowi, tetapi banyak yang berkepentingan dan ikut bermain.

GAJAH BERTARUNG SAMA GAJAH, PELANDUK eh RAKYAT MATI DI TENGAH-TENGAH

Tanpa pertarungan antar gajah, kemacetan di Jakarta sudah luar biasa. Penulis meramalkan Jakarta akan kiamat, kiamat yangdiakibatkan oleh keteledoran manusia,bisa berartisangat luas, berupa kekacauan, huru hara dan kelaparan.

Sila ikuti: http://jakarta.kompasiana.com/transportasi/2012/09/26/%E2%80%9Cnostradamus-dki-jakarta-akan-kiamat-pada-tahun-2013/

Korupsi adalah masalah yang paling merusak bangsa ini, dan yang paling berat untuk memberantasnya. Tetapi lalu lintas di Ibu Kota adalah masalah yang paling gawat, berpotensi membawa  bencana besar pada bangsa ini.

PRESIDEN RI KOMANDAN PENANGAN MASALAH LALU LINTAS DKI

Lalu lintas di Jakarta menyangkut Bogor, Bekasi dan Tangerang. Juga kantor Presiden, Pemerintah Pusat, ABRI, DPR dan banyak lainnya, maka Presiden RI lah yang harus memegang kendali.

Berita sela penting: Menteri Keuangan menolak subsidi MRT yang diminta Jokowi

Apakah SBY dan kabinetnya akan menyokong Jokowi dalam pembangunan Transportasi Massal?

Jokowi adalah lambang kemenangan publik, tetapi oleh lawan politiknya diwaspadai sebagai kemenangan PDIP.

Berita sela penting: Joko Widodo berencana menemui Menteri Keuangan pada hari Selasa mendatang.

Akankah para pemimpin kita mampu duduk bersama mendahulukan kepentingan bangsa dan melupakan kepentingan kelompok?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun