Jokowi- A Hok terkesan tidak mempercayai para ahli lingkungan kita untuk ikut menangani  banjir DKI.
DKI berpaling pada para ahli Belanda dan memperdalam kerja samadengan Pemerintah Kota Rotterdam dengan menandatangani perjanjian kerja sama Jakarta-Rotterdam di bidang tata air untuk periode tahun 2013 hingga 2015.
Staf Pemprov DKI akan dikirim ke Rotterdam untuk mempelajari sistem pengendalian banjir di sana.
Apa yang disampaikan Walikota Rotterdam( WR) Ahmed Abouthaleb
WR mengatakan Belanda tidak mempunyai solusi ajaib untuk menangani banjir DKI. WR merasa bahwa Jokowi-A Hok memojokkan Belanda agar menyetujui, bahkan mengusulkan Tanggul Raksasa sebagai penyelesaian utama dalam menangani banjir DKI.
Kita cermati apa yang disampaikan oleh WR:
- 200 tahun:Belanda menbutuhkan lebih dari 200 tahun untuk mengatasi permasalahan banjir. Tak ada kota yang bisa dilindungi dari banjir selama setahun.
Tidak ada penyelesaian instan.
WR menyarankan  Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk  melakukan program pengendalian banjir secara komprehensif dan tidak setengah-setengah.
Melindungi kota dengan Tanggul Raksasa (biaya sangat mahal) tidak cukup, jadi tidak hanya 1 hal tapi sejumlah hal bersamaan.
- Ruang Terbuka Hijau (RTH): Roterdam, untuk mengatasi banjir, membuat banyak RTH untuk tempat menyimpan air yang mengalir bila musim banjir tiba.
Rotterdam  bahkan memiliki garasi yang di bawahnya penyimpanan air untuk menjaga jutaan liter air itu.