[caption id="attachment_237771" align="aligncenter" width="540" caption="Pidato Presiden SBY di hadapan peserta Munas Apindo 8/20/2013-foto Merdeka"][/caption]
Di hadapan ratusan peserta Musyawarah Nasional Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) 8/4/2013, Presiden SBY menyindir soal Upah Minimum Provinsi (UMP) .
Nama Jokowi tidak disebut secara langsung oleh Presiden SBY, tetapi Ketua Umum Sofjan Wanandi sebelumnya pada forum yang sama menyatakan bahwa kenaikan UMP DKI sangat memberatkan pengusaha. Gara-gara Pak Jokowi ini kita semua jadi pusing. UMP DKI 2013 naik menjadi Rp 2,2 juta, dari tahun sebelumnya Rp 1,5 juta. Beberapa butir pernyataan Presiden SBY yang menyangkut Jokowi/UMP:
1. janganlah mendorong sesuatu yang bisa jadi bom waktu, harus rasional, jernih.
2. persoalan upah buruh jangan dikaitkan dengan kepentingan politik untuk menjadi populis di mata masyarakat. 3. populisme membabi buta tidak baik. Keberpihakan pada kaum lemah, ya. Tapi harus dengan cara cerdas. 4. jika tidak cerdas, kenaikan secara paksa dapat membebani pengusaha . Kalau bangkrut nanti ada PHK. Kalau PHK yang menderita juga pekerja. Isi pidato Presiden SBY mengenai dua keberhasilan berikut dimana UMP adalah penghambat: 1. Keberhasilan Apindo dan Sofyan Wanandi dalam memajukan perekonomian Indonesia
2.Keberhasilan Indonesia mencapai pertumbuhan di atas 6 %.
Presiden SBY sendiri menyebut keberhasilan di atas adalah keberhasilan beliau sebagai: top decision maker and top policy maker Indonesia. UMP dan Pekerja Indonesia Pekerja Indonesia berada di posisi lemah dalam bernegosiasi dengan Peruisahaan yang mempekerjakannja. Demikian juga Serikat Pekerja terhadap Asosiasi Pengusaha. Mereka dalam posisi sangat lemah karena sukarnya mendapatkan pekerjaan. Jaminan yang mereka miliki tidak mempunyai arti , hingga mereka dan keluarga langsung “tidak makan” jika mereka dikalahkan. Mereka juga merasa hukum dan institusi penegak hukum lebih berpihak kepada Pengusaha yang dilindungi oleh Penguasa.
Pemerintah perlu secara intensif memberi pelatihan kepada Serikat Pekerja agar Pengusaha dan Pekerja duduk sama tinggi.
Lemahnya posisi Pekerja membuat mereka hanya mampu berdemonstrasi.
Jokowi dan A Hok adalah pemimpin yang menginginkan penduduk DKI bermartabat dan memperjuangkan perbaikan nasib para pekerja.
Sofyan Wanandi sebagai Ketua Apindo mempertontonkan kekuatannya:
1. Nanti kita bisa saja mengganti semua tenaga buruh dengan mesin semua kalau mereka selalu menggunakan cara ini (demonstrasi).
2. Sudah ada, investor yang akan menutup pabriknya di Indonesia dua dari Jepang satu Indonesia, mereka bergerak di bidang elektronika.
3. Kenaikan UMP DKI sangat memberatkan pengusaha. Gara-gara Pak Jokowi ini kita semua jadi pusing.
Terbukti Presiden SBY berdiri dibelakang Apindo bahkan menegur Gubernur DKI. Wah ini pertama kali seorang Presiden menegur seorang Gubernur didepan umum, didepan Asosiasi Pengusaha.
Pada gambar diatas terlihat jelas Gubernur Joko Widodo menunduk dan Ketua Apindo senyum/tertawa lebar, senyum kemenangan?
-
Pressiden SBY meminta Pekerja jangan sampai memberatkan Pengusaha, terserah kepada kemampuan Pengusaha.
Pemimpin bangsa perlu menyadari kalau ada pengusaha yang hengkang , belum tentu merugikan bangsa ini.
Pengusaha berpura-pura tidak menyadari banyaknya subsidi yang mereka nikmati dari bangsa ini:
1.Pekerja yang pakai Perusahaan, adalah hasil didik yang dibiayai Pemerintah.
2.Jalan Raya yang mengangkut produk mereka dibangun Pemerintah.
3.Polusi dan sampah yang diakibatkan usaha mereka dibebankan kepada masyarakat sekitar dan Pemerintah.
4.Keamanan oleh Polisi yang dibiayai Pemerintah.
5.Banyak hal lain lagi seperti subsidi BBM dan listrik.
Perusahaan sewjarnya mengembalikan sebagian dari keuntungan mereka kepada pekerja, masyarakat sekitar dan Pemerintah.
Sejarah membuktikan perbaikan taraf hidup pekerja didapat sebagai hasil perjuangan pekerja. Perjuangan pahit, penuh dengan air mata.
Tanpa Pemimpin Bangsa berdiri digarda terdepan menaikkan taraf hidup pekerja, tidak mungkin pekerja mencapai taraf hidup yang bermartabat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H