Mohon tunggu...
Robert Parlaungan Siregar
Robert Parlaungan Siregar Mohon Tunggu... lainnya -

Sekarang Pemerhati Indonesia Kekinian.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Atasi Banjir Banten, Hulu Sungai Dibiarkan Gundul?

21 Januari 2015   02:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:42 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1421723945621240387

Atasi Banjir Banten, HuluSungai Dibiarkan Gundul?

Setiap musim hujan, banjir menimpa wilayah Propinsi Banten. Banjir meningkat setiap tahunnya. Entah berapa banyak rumah dan sawah yang terendam banjir, tetapi hal ini bukan berita lagi.

Pemda tidak menunjukkan rasa kegentingan. Pemda seharusnya berdiri di baris terdepanmenanggulangi banjir ini.

6 Sungai Harus Direvitalisasi

Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana pada BPBD Banten mengatakan, semua potensi bencana banjir di Banten sudah ada pemetaan termasuk wilayah yang sering terkena banjir.

Ada 6 sungai yang harus segera direvitalisasi:

Sungai Ciujung, Ciliman, Cilemer dan Cibinuangeun merupakanpenyebab banjir di Kabupaten Lebak, Pandeglang dan Kabupaten Serang.

Sungai Ciduran dan Cimanceuri adalah penyebab banjir di Tangerang.

Benarkah hanya sungai penyebab banjir?Bukankah banjir juga disebabkan berkurangnya kemampuan Hulu sebagai resapan?

Penanggulangan yang dilakukan

Penanggulangan banjir yang telah atau sedang dilakukan meliputi:

Pembangunan tanggul tanggul sepanjang 7 km disisi kiri dan kanan jalan tol dari Tol Ciujung sampai Bendung Pamarayan. Untuk pembangunan tanggul dibutuhkan pembebasan lahan seluas 28 hektare.

Normalisasi Bendung Pamarayan.

Normalisasi Bendung Pamarayan?

Bendung Gerak Pamarayan- Foto pribadi-8/12/2014

Pada 8 Desember 2014 penulis kunjungi Bendung Gerak Pamarayan, Banten ( selanjutnya BGP) untuk kedua kalinya. Penulis menyaksikan bertambahnya luas tanah timbul di BGP dibanding dengan kondisi pada kunjungan pertama, November 2013.

Foto diatas menunjukkan tanah timbul, diperkirakan menutupi sekitar 50% dari luas BGP.Pada tanah timbul berdiri “bangunan-bangunan darurat/liar. Diperkirakan kapsitasnya hanya 2% dari rancangan.

BGP dirancangdengan kapasitas 2000 meter kubik/ detik, berperan besar dalam pegendalian banjir Sungai Ciujung.

BGP mengairi sekitar 69.000 ha sawah dan 12.000 ha sawah tadah hujan yaitukontribusi sebesar 7% terhadap pemenuhan kebutuhan padi di Banten.

Normalisasi Waduk ( pengerukan) bukan proyek yang menyenangkan?

Penanaman kembali hutan resapan, dimana PU dan Menteri Kehutanan?

Masalah kerusakan hulu selalu dihindari dalam pembicaraan atau penanggulangan banjir.

Hanya Camat Padarincang yang menyinggung masalah hulu, itupun secara tidak langsung. Pak Camat menyatakan meluapnya air dari Sungai Cikalumpang karena proses pendangkalan akibat sedimentasi lumpur di aliran sungai tersebut. Juga air dari Rawa Danau meluap karena daya tampung tidak lagi memadai. Camat tidak menyatakan besar kemungkinan sedimentasi lumpur disebabkan oleh hulu yang rusak.

Kita bertanya dimana PU dan Menteri Kehutanan dan Lingkungan? PU yang bertanggung jawab atas Bendung Pamarayan dan juga masalah Tata Ruang.

Menteri Kehutanan berkewajiban berbicara tentang kondisi Hutan/Hulu dari keenam sungai penyebab banjir diatas. Bukan hanya berbicara tetapi bertanggung jawab atas kondisi Hulu ini.

Normalisasi Hutan Resapan, proyek yang sangat tidak menyenangkan?

Program minimalisasi Banjir Banten rawan dikorupsi?

Titik rawan banjir di Banten tiap tahun malah bertambah. Dalam diskusi oleh Banten Cyber Jurnalist Forum disebutkan ditemukan penyelewangan akut.

Satu contoh adalah Proyek Sarana dan Prasarana Sodetan Cibinuangeun yang diselewengkan dengan terdakwa adik kandung Walikota Serang.

Tanggap darurat, desa tangguh, relawan Taruna Siaga Bencana

Untuk melakukan tanggap darurat, BPBD Banten juga telah memiliki enam desa tangguh. Di desa tangguh tersebut BPBD membuat Kader-kader Kebencanaan yang siap siaga.

Camat Padarincang menyatakan bantuan langsung terjun, baik itu bantuan personel atau logistik seperti bahan makanan, selimut hingga perahu karet. Padarincang selalu siaga karena Padarincang menjadi daerah langganan banjir.

Taruna Siaga Bencana memiliki sekitar 200 anggauta yang tersebar di 28 kecamatan.

Rakyat, Petani dan Taruna Siaga perlu dibekali pengertianmengenai banjir secara komprehensip

Rakyat Padarincang “diharuskan” menerima kenyataan bahwa daerah mereka langganan banjir. Mereka jangan diajari menerima, tetapi perlu diberi pengertian tentang banjir secara menyeluruh mulai dari Hujan dan perjalanan air dari Hulu sampai ke Laut.

Sungguh mulia sikap anak-anak kita yang aktif menanggulangi bencana seperti banjir. Tetapi mereka juga diberi pengertian yang seluas-luasnya tentang bencana. Jangan dibatasi menaiki perahu karet menolong orang yang kebanjiran.

Anak-anak kita harus menjadi Agen Perubahan. Anak-anak kita akan menjadi Lurah, Camat dan seterusnya. Mereka harus diberi kesempatan untuk berbicara tentang perlunya diselesaikan penyebab Bencana. Mereka harus berani mengatakan bahwa banjir hanya dapat ditanggulangi jika Hulu dihijaukan kembali.

Seluruh komponen bangsa perlu dilibatkan dalam penanggulangan Banjir secara komprehensif

Bacaan:

Atasi banjir, 6 sungai di Banten harus divitalisasi

Pemprov tak serius tangani banjir

Pendangkalan Bendung Pamarayan: risiko banjir tinggi dan ancam persawahan

Mengundang Presiden Jokowi blusukan ke Bendung Gerak Pamarayan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun