Mohon tunggu...
Robert Parlaungan Siregar
Robert Parlaungan Siregar Mohon Tunggu... lainnya -

Sekarang Pemerhati Indonesia Kekinian.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Presiden Jokowi Resmikan Waduk Nipah, Umur Layanan 50 tahun

21 Maret 2016   19:17 Diperbarui: 21 Maret 2016   19:21 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menakutkan sekali waktu Menteri PUPR menyatakan Waduk Saguling itu sekarat, 29/6/2015. Kalau tak diotak-atik meninggal dunia. Cuma masalahnya kita terkendala lahan untuk menaruh bekas sedimentasi/sampah. Sampahnya ini mau ditaruh di mana, karena jumlahnya banyak.

Dalam masa pemerintah Jokowi ditargetkan membangun sekita 65 waduk baru. Volume tanah/sampah  yang digali dan dibuang dalam pembuatan sebuah waduk jauh melebihi sedimentasi/sampah dari sebuah  waduk yang  susut usia.

Membuat waduk baru suatu pekerjaan bergengsi, digemari Kemen PUPR. Membuang sedimentasi/sampah? Ogah ah. Memang benar sampah/sedimentasi warisan pemerintahan sebelum pemerintahan Jokowi.

Untuk Pemda dan Kemen LHK menanami kembali hutan di hulu adalah pekerjaan yang  dihindari. Berurusan dengan orang-orang miskin diatas gunung sana, bekerja jauh dari keramaian kota siapa minat?

Waduk Saguling dinyatakan sekarat, ternyata belum apa-apa karena  disusul  pernyataan:  yang paling parah justru Jatiluhur bukan Saguling dan Cirata. Nah lebh buruk dari sekarat itu apa istilahnya?

Presiden Jokowi sewaktu blusukan ke Waduk Gajak Mungkur( 29/11/2014), Wonogiri, Jawa Tengah disuguhkan kenyataan bahwa Waduk Gajak Mungkur mengalami pendangkalan, penuh dengan sedimentasi dan sampah, yang berakibat turunnya kapasitas tampung waduk.

Presiden Jokowi meminta revitalisasi Waduk, pembenahan di bagian hilir dibarengi penghijauan di wilayah hulu karena hulu yang sehat mengurangi sedimentasi secara signifikan. Para Menteri/Pemda terkait berjanji menyelesaikan masalah pendangkalan ini. Bagaimana status janji setelah 15 bulan berlalu?

Hanya Gubernur Ahok yang gigih, dihujat , pontang panting  merevitalisasi Waduk dan DAS yang mengalir di  DKI. Sayangnya Hulu di Puncak dan DAS di Bogor maupun Depok tidak  dibawah wewenang Gubernur Ahok.

Kata kunci: gigih, pontang panting dan dihujat.

Status semua Waduk dan Situ/Embung di Indonesia

Minggu lalu Kabupaten Bandung menderita banir yang terparah dalam 10 tahun terakhir. Banjir oleh meluapnya Sungai Citarum. Tidak ada sedikitpun pernyataan tentang status  revitalisai hulu dan Daerah Aliran Sungai(DAS) Citarum. Semua diam seribu bahasa. Bagi banyak rakyat  Indonesia adalah sangat misterius kondisi Waduk, Hulu dan DAS Sungai Citarum maupun sungai lainnya diseluruh Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun