Ketua Parlemen Cina Yu Zhengsheng memimpin rombongan anggauta parlemen Tiongkok( Tamu) mengunjungi Indonesia untuk memperkuat kerja sama antar parlemen dan membuka perbincangan mendalam tentang kerjasama ekonomi dua negara.
Ketua MPR memberi sambutan pada waktu Tamu mengunjungi Surabaya. Keesokan harinya Sekretaris Jenderal MPR yang menemani Tamu selama di Jawa Timur mengunjungi beberapa pabrik.
Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan menerima kunjungan Ketua Parlemen Yu Zhengsheng di kantor MPR RI, 27/9/2015.
Hari terakhir dari kunjungan tamu, ditutup dengan jamuan makan malam dimana MPR bertindak sebagai tuan rumah. Hadir juga Perhimpunan Pengusaha Indonesia dan Tionghoa (Perpit), 28/7/2015.
Ketua MPR terkesan bertindak sebagai pemegang peran utama dalam investasi Tiongkok di Indonesia.
Tugas dan wewenang MPR, disingkat:
1. Majelis Permusyawaratan Rakyat berwenang mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar 1945.
2. Majelis Permusyawaratan Rakyat melantik Presiden dan atau Wakil Presiden.
3. Majelis Permusyawaratan Rakyat hanya dapat memberhentikan Presiden dan atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya ………..
4. Memilih Presiden atau Wakil Presiden pengganti sampai terpilihnya Presiden dan atau Wakil Presiden sebagaimana mestinya.
Investasi Tiongkok di Indonesia bukan tugas Ketua MPR
Kegiatan Ketua MPR menangani Investasi Tiongkok di Indonesia semakin intens
Ketua MPR kemudian membalas kunjungan DPR Tiongkok dengan berkunjung ke Tiongkok, 18/9/2015. Seminggu kemudian Ketua MPR memberi sambutan pada World Chinese Entrepreneurs Convention ke-13 di Nusa Dua, Bali 26/9/2015( selanjutnya kita sebut Konferensi Bali) dan dilanjutkan pada Hari Ulang Tahun Republik China yang ke-66 di Jakarta 28/9/2015.
Ketua MPR RI memuji-muji Tiongkok
Pernyataan-pernyataan Ketua MPR yang memuji Tiongkok tetapi cenderung merendahkan Indonesia:
• Indonesia harus lebih agresif dalam memanfaatkan potensi ekonomi dan politik yang dimiliki Tiongkok.Jika tidak, Indonesia akan terus tertinggal dengan negara-negara lain yang memiliki hubungan serta kerja sama yang baik dengan Tiongkok, seperti Malaysia dan Singapura.
Benarkah Indonesia dapat maju hanya jika bekerja sama dengan Tiongkok?
• Pada tahun 80-an, Tiongkok dan Indonesia hampir sama. Tetapi, sekarang Indonesia tertinggal jauh.
Tidak pantas diucapkan didepan Orang Asing