Mohon tunggu...
Robert Parlaungan Siregar
Robert Parlaungan Siregar Mohon Tunggu... lainnya -

Sekarang Pemerhati Indonesia Kekinian.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bangsa Jerman Ber"agama" Tobat

22 September 2015   18:57 Diperbarui: 22 September 2015   19:13 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah krisis migrasi dunia dan penolakan para pengungsi yang mengakibatkan anak-anak tidak berdosa harus meninggal dunia, ribuan pengungsi asal Suriah, Selasa (1/9/2015), dikabarkan tiba di Austria dan Jerman. Tidak ada yang meminta paspor, tidak ada polisi, tidak ada masalah .
Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker, Rabu (9/9), memaparkan pembagian kuota pengungsi bagi negara-negara anggota Uni Eropa. Jerman mendapat kuota terbesar, yakni 31.443 pengungsi. Pro-kontra masih mengiringi proposal Juncker tetapi Jerman ingin menampung lebih banyak pengungsi.

Bangsa Jerman membenci Pekerja Imigran (Gastarbeiter)

Pada tahun 1990an penulis menghadiri pertemuan di Berlin. Pertemuan diakhiri dngan mengunjungi Pabrik. Kepala Pabrik bukannya menceritakan kegiatan pabriknya, tetapi membeberkan kebenciannya pada Pekerja Imigran (Gastarbeiter) , sebagian besar dari Turki. Mereka malas, jorok dan hanya ingin mendapat bantuan sosial.
Dari yang hadir, ada yag mencoba mengingatkan si Kepala Pabrik bahwa Jerman telah mengakibatkan keperihan yang luar biasa kepada seisi bumi, termasuk kepada Turki, dengan peperangannya dan kekejamannya pada waktu Perang Dunia ke 2.
Juga kejayaan Jerman sesudah kehancuranya pada akhir Perang Dunia ke 2, tidak terlepas dari jasa Pekerja Migran yang bersedia melakukan pekerjaan kasar(Kuli) seperti membangun jalan raya.

Jerman juga dapat bangkit kembali berkat bantuan Asing terutama Amerika Serikat dan Inggeris.
Si Kepala Pabrik tidak bergeming.

Bangsa Jerman sekarang menganut Agama TOBAT
Jerman belajar pada pengalaman warga Jerman yang pernah kalah di Perang Dunia II dan mengakibatkan jutaan warganya menjadi pengungsi hingga terpaksa meninggalkan rumah-rumah mereka di Jerman bagian Timur.

Bangsa Jerman bertobat dan menunjukkannya dengan kesediannya menerima lebih banyak pengungsi dari yang di putuskan Uni Eropa.
Kubah Gedung DPR dan Pemerintah Jerman refleksi Tobatnya bangsa Jerman
Kubah Gedung Parlemen dan Pemerintah Jerman terbuat dari Kaca tembus pandang. Rakyat dapat berjalan-jalan dan makan-makan di atas Kubah ini.
Degan berjalan-jalan diats Kubah, DPR dan Pemerintah Jerman menginginkan Rakyat Jerman sadar bahwa mereka lebih tinggi dari DPR dan dari Pemerintah.
DPR dan Pemerintah Jerman ingin Rakyat Jerman mengawasi mereka dari atas.
DPR dan Pemerintah Jerman ingin bertobat dari kejahatan mereka kepada Rakyat Jerman pada waktu Jaman Hitler dan pada waktu Perang Dunia ke 2.
DPR dan Pemerintah Jerman butuh Rakyat Jerman untuk terus menerus mengingatkan mereka agar menjunjung tinggi Rakyat Jerman.

Bagaimana dengan Gedung DPR RI? Gedung Pemerintah RI?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun