Mohon tunggu...
ROBERT PANJAITAN
ROBERT PANJAITAN Mohon Tunggu... Lainnya - Belajar Menulis

Saya mencoba menuangkan ide dari pengalaman, membaca menlihat, mendengar dan mengamati

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Gembala Sapi Warisan Turun Temurun

27 Maret 2022   05:00 Diperbarui: 27 Maret 2022   06:19 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kisah Masa Kecil

Mendengar lagu "Gembala Sapi" langsung teringat kegiatan dimasa kecil yang merupakan pekerjaan utama saya. Ketika masih duduk di kelas 4 SD sampai Kelas 2 SMP. Kegiatan ini turun-temurun di keluarga saya mulai dari kaka sampai adik-adik saya. 

Sebelum mengemban tugas menggembalakan sapi sebanyak 4 ekor kaka mengajari saya. Kaka memasuki SMP kelas 3 dan saya memasuki SD kelas 4 giliran mendapat tugas gembala sapi. Kaka saya membantu ayah disawah bekerja sepulang sekolah untuk mencangkul pada saat musim persiapan tanam padi.

Sebelum saya mengemban tugas sebagai "Gembala Sapi" beberapa bulan sebelum nya saya sudah mengikuti kaka saya sesekali mengembalakan sapi ke padang rumput secara tidak langsung di sebut OJT (On The Job Training) keren juga yah waktu itu sudah ada OJT walau tidak ada SOP (Standard Operational Procedure) tertulis namun itu benar nyata terlaksana. 

Dalam OJT kaka saya tidak menjelaskan secara langsung apa saja yang harus di lakukan saat mengembala sapi, tetapi secara tidak sadar apa yang saya lihat itu tertanam dalam pikiran alam bawah sadar saya dan menjadi kebiasaan dan mampu mengemban tugas tersebut pada waktu nya. 

Resiko Gembala Sapi

Ketika menjadi gembala sapi ada resiko besar dan harus di pertanggung jawabkan ketika melanggar SOP yang tidak tertulis, saat terjadi kesalahan dan ketahuan sama ayah, saya di hukum untuk mempertanggung jawabkan kesalahan saya, Ngeri loh hukuman nya seperti berdiri di atas 1 kaki dan pegang telinga sabil berkata "Saya berjanji tidak akan mengulangi lagi" sampai berulang kali dan tidak boleh menangis, jika menangis akan di pukul pakai sapu lidi sebanyak 10-15 helai di pukul ke betis agar tidak menangis lagi, ( seperti nya orang tua jaman dulu kejam Yah...ha....ha....ha....) kesalahan itu bisa terjadi berulang kali ketika kita tidak menjajalankan komitmen.

Kesalahan yang yang saya lakukan ketika mengembala sapi adalah terlalu asik bermain dengan teman-teman sesama "Gembala Sapi" lain nya mengakibatkan sapi-sapi  saya sudah masuk ke ladang orang dan merusak semua tanaman nya ( tanaman Jagung setinggi 30cm habis dimakan sapi, Tanaman Jahe siap panen habis di injak-injak, dan masih banyak lagi tanaman lain nya).

Tanaman tersebut merupakan sumber kehidupan petani di desa. Ayah harus memberikan ganti rugi kepada petani lain sebagai pengganti tanaman yang rusak dan gagal panen akibat dari kelalaian saya. Biaya ganti rugi itu dapat mereka gunakan untuk biaya hidup keluarga dan biaya sekolah anak-anak nya.

Kesan Berharga

Setiap tenaga kerja baru harus di berikan training sebelum melakukan pekerjaan baik On class maupun On The Job Training. On The Job Training biasanya  melakukan pelatihan dengan terjun langsung ke lapangan dan di awasi oleh senior. Ketika bekerja tanpa pengawasan langsung oleh senior kita sudah harus mampu melakukan sendiri walau mempunyai resiko besar.  

Untuk mencegah terjadi nya kesalahan saat bekerja di lapangan tanpa pengawasan senior secara langsung maka kita harus punya referensi. Saat training kita harus mencatat informasi penting dari traineer untuk referensi atau contekan. Senior harus memberikan pengarahan kepada junior untuk meneruskan ilmu nya seperti dalam kisah "Gambala sapi".

Sebagai "Gembala Sapi" senior saya harus memberikan OJT kepada adik saya untuk regenerasi dan mengemban tugas baru dari ayah untuk membantu bekerja di sawah. 

Kisah ini nyata dan saya rasakansendiri manfaat nya. Ketika saya mulai kuliah sendirian jauh dari keluarga di Jawa Barat sampai diterima bekerja. Pendidikan itu saya dapatkan dengan lepas tanpa ada paksaan dan bukti tertulis bahwa saya sudah lulus menjalani nya. 

Jadikan pengalaman sebagai bekal ilmu di masa depan untuk bisa meningkatkan level kita dengan sendiri nya. Mengenang masa lalu sejenak bisa menggali pengalaman berharga kita dan di ukir kembali yang lebih baik dan tertata rapih.

Untuk mendapat kisah-kisah lain nya silahkan Klik link berikut ini dan tulisan ini termuat sebelum nya: Gembala Sapi Warisan Turun Temurun 

Cerita ini juga bisa di lihat di link berikut : Halaman Bang Obet 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun