Oleh: RRS
Pemcemooh…
Mencemooh baginya merupakan suatu  kesenangan
Tiada hari bagi dirinya mengusik ketenangan orang lain
Mengedor-gedor pintu memaksa masuk dengan berbagai rayuan
Rayuan agar ia bisa berbincang mengarah kepada hal pribadi
Tentu menyakitkan hati karena terus mereka mencerca pertanyaan
Untuk mencari suatu kelemahan sebagai bahan ejekan mereka
Mereka tertawa terbahak-terbahak setelah melakukanya
Mulutnya seperti kehilangan kendali membicarakan orang lain
Membuat pengap kuping orang yang dicela
Membekas luka bagi orang yang perasa hatinya
Pencemooh..
Dimana letak kemenanganmu
Dimana letak kepuasaan hatimu
Dimana hati nuranimu
Apakah anda tidak sadar akan adanya suatu karma
Atau kemarahaan Tuhan yang menyala-nyala melenyapkan kalian
Oleh doa orang yang kalian cemooh
Mengadu berkeluh kesah kepada pencipta
Akan apa yang diterimanya berkali-kali
Pencemooh…
Berapa lama lagi kalian melakukan ini semua
Belum puaskah kalian
Kami diam bukan berarti takut
Kami bisa saja membunuh kalian pencemooh
Tetapi kami masih punya nurani
Nurani untuk tidak membalas kalian
Membalas apa yang kalian lakukan terhadap kami
Satu pesan dari kami korban kalian
Berubahlah..
Hentikan kebiasaan kalian mencemooh
Selagi Tuhan masih memberikan kalian waktu
Minta maaflah kalian kepada kami
Sungguh kami tidak menaruh kebencian terhadap diri kalian
Karena yang kami benci adalah perilaku kalian
Semoga jika dari kalian membaca tulisan ini
Satu harapan dari kami
Merenung..
Kalian merenung dengan satu tujuan
Yaitu berdamai dengan kami
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H