Mohon tunggu...
Roberth Selalu Ada Masihin
Roberth Selalu Ada Masihin Mohon Tunggu... wiraswasta -

hidup hanya sekali, dan kita semua tengah berjalan menuju mati..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ketika Penyair Ditinggalkan Mahadewi

24 April 2012   15:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:10 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kicaunya tak lagi mampu meredam kecewa

Kencang gonggong itu, menyalak melukai malam.

diantara wajah yang terlena dalam merana.

dirinya meradang pada rembulan yang meredup ..

aliran kata lancar menyembur dari mulut

memuntahkan kenangan indah yang bawa luka

Sakit makin menganga, melebur kedalam kenyataan.

Pasrah, ternyata tak mampu menjawab pertanyaan…

Penyair malam terus berkoar deras.

Sementara bidadari masih sembunyikan paras.

Kini hanya tetes rintik yang datang menemani.

Tubuh rapuh makin tergerus kedalam arus sepi..

Gelap, dimana kau sembunyikan Sang Dewi.

Tolong, Jangan membungkam seperti awan pekat.

Sudi kiranya kau nyanyikan sedikit lirik pembunuh sunyi.

Agar pagi menjelang, aku takkan ditinggalkan semangat..

Roberth lhocare Masihin

Ujung aspal komplek pelni.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun