Kicaunya tak lagi mampu meredam kecewa
Kencang gonggong itu, menyalak melukai malam.
diantara wajah yang terlena dalam merana.
dirinya meradang pada rembulan yang meredup ..
aliran kata lancar menyembur dari mulut
memuntahkan kenangan indah yang bawa luka
Sakit makin menganga, melebur kedalam kenyataan.
Pasrah, ternyata tak mampu menjawab pertanyaan…
Penyair malam terus berkoar deras.
Sementara bidadari masih sembunyikan paras.
Kini hanya tetes rintik yang datang menemani.
Tubuh rapuh makin tergerus kedalam arus sepi..
Gelap, dimana kau sembunyikan Sang Dewi.
Tolong, Jangan membungkam seperti awan pekat.
Sudi kiranya kau nyanyikan sedikit lirik pembunuh sunyi.
Agar pagi menjelang, aku takkan ditinggalkan semangat..
Roberth lhocare Masihin
Ujung aspal komplek pelni.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H