Mak, kusakiti kau sejak masih berada didalam rahim.
Kau begitu lelah dan terus terjaga sebab tangisan kecilku.
Waktu aku jatuh dan terluka, Emak langsung dibentak Bapak..
Aku terlambat makan dan minum susu, Emak kena dimaki ayah..
Pertama kali aku berkaca dengan seragam sekolah, air matamu tumpah.
kau tak pandai sembunyikan bahagia di wajah yang terus dimakan usia..
ketika kutunjukkan nilai pertamaku, tangismu benar-benar pecah.
Itulah tangis kebanggaan dari wanita perkasa yang kupunya
Kini, saatnya aku mencari jati diri. Tapi aku tak ingin jadi politisi
Mereka itu cuma pandai melempar janji demi sebuah kursi..
Aku ini butuh kerja, tapi jangan minta aku jadi polisi atau tentara
Aku tak ingin diperalat para penguasa demi amankan posisi mereka..
Mak, aku nurut perintahmu, tapi jangan paksa aku jadi pemuka agama..
Aku takut salah khotbah, hingga umat beda agama berhadapan hunus senjata..
Aku juga enggan jadi Jaksa, hakim ataupun pengacara, aku takut masuk neraka..
Emak sendiri telah mengerti. di Republik ini, ada uang bereslah semua perkara..
Mak, aku akan menjadi anakmu yang terhebat, tapi bukan pejabat.
Apa bedanya birokrat dan penjahat kalau sering sakiti hati rakyat
Mak, aku tetap jadi anakmu yang taat, meski tidak menjadi konglomerat.
Aku tak ingin didemo oleh kaum buruh, hingga di cap sebagai keparat…
Mak. Sekalipun aku tak pernah mimpi untuk memimpin Negara
di negeri ini, Presiden hanya terkenal piawai bermain citra.
Aku akan tetap membanggakan, meski hidup memungut sampah kotor..
Sebab cintaku. Emak takkan dikenang sebagai Ibu dari Sang Koruptor..!!!
Roberth lhocare Masihin
Untuk Emak, wanita perkasa yang setia menjaga..!!
Ujung aspal Komplek pelni,,Maret 2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H