Mohon tunggu...
Roberta F
Roberta F Mohon Tunggu... Wiraswasta - Sitou Timou Tumou Tou

Setelah lulus dari rutinitas pekerjaan dibidang IT B2B, Korporasi dan Media Periklanan, yang bukan jurusan utama saya ketika saya kuliah di Stikom Swasta populer di Jakarta ini, jurusan Komunikasi Massa. Namun, bawaan ilmu komunikasi massa terutama journaling, marketing dan networking masih saya geluti.Semoga bisa diterima di komunitas kompasiana in dan bermamfaat.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Saya dan Sejarah

6 Desember 2020   22:30 Diperbarui: 6 Desember 2020   23:24 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sedikit bernostalgia saja, ketika masih di bangku sekolah, salah satu matpel (mata pelajaran) yang saya tidak pernah gagal dan tidak pernah mengecewakan penilaian di rapor adalah Sejarah. Ya, matpel sejarah ini memang tidak pernah mengecewakan saya. Istilah di rapor anak jaman now itu nilai kriteria minimal ketuntasan nya minimal C (>75) ha..haha, lumayanlah walaupun belum jadi nilai yang terbaik tapi matpel ini pasti jadi idola khusus buat saya saja,  sementara bagi yang lainnya belum tentu.   

Siapa yang tidak kenal dengan Marcus Aurelius? Dia adalah seorang Kaisar Romawi  yang memerintah dari tahun 161 sampai 181 Masehi.  Kaisar Marcus Aurelius adalah salah satu yang terbaik, terakhir dari apa yang dikenal dengan "Lima Kaisar Baik" dari Roma. Disebut yang terbaik dari "Lima Kaisar Baik" karena memiliki karakter inspiratif  dan keberhasilannya dalam sistem kepemimpinan atas Kekaisaran Romawi, yang hingga saat ini selalu dikenang dan menjadi inspirasi dan referensi dalam kepemimpinan besar di Dunia. 

Secara khusus Kaisar Marcus Aurelius pernah menulis buku yang sangat terkenal berjudul Meditations , walaupun saya belum memiliki koleksi buku ini tapi ketika saya dihadiahi buku "Filosofi Teras" karya tulisan Henry Manampiring dan langsung membacanya. Saya sangat terkesan dan merasakan kebesaran nilai historis sang Kaisar Marcus Aurelius dan dalam bayangan saya ibarat sedang di mind hacking langsung oleh sang Kaisar...lebay yah. Jujur, tulisan tentang nilai nilai kebesaran pemikiran/ filosofi Marcus Aurelius ini mengena banget ke jiwa dan pikiran saya dan semakin memantapkan kekaguman saya betapa berbobotnya pengetahuan suatu sejarah itu dan kaitannya dengan hidup manusia mulai dari sisi konsep, fungsi dan mamfaatnya sekaligus. Saya memang baru selesai membaca buku filosofi teras ini, tetapi semoga di lain waktu saya bisa melanjutkan kembali membaca buku buku filosofi stoik lainnya yang serupa dengan filosofi Marcus Aurelius ini ya. 

Sedikit saya sharing bagaimana berbobotnya filosofi hidup menurut Sang Kaisar Marcus Aurelius yang mungkin saja mampu menginspirasi buat kehidupan rutinitas kita sehari hari : 

-Jangan menunggu/ mendikte orang lain untuk berbuat baik, mulailah dari diri sendiri, karena pada akhirnya kebaikan itu akan menjadi kebaikan untuk diri kita sendiri. 

-Menjadi  Bahagia adalah tentang bagaimana cara berpikir dan sudut pandang diri kita sendiri. Pada dasarnya, sebuah kebahagiaan yang hakiki hanya berasal dari diri kita sendiri, bukan dari orang lain. Cara kita berpikir, memandang suatu hal, dan cara kita bersikap, adalah modal untuk menjadi bahagia ala kita sendiri. 

-Terkadang, mata dan telinga kita menipu, bahagialah dengan cara kita sendiri.  Apa yang kita lihat dan dengar terkadang bukanlah kenyataannya. Jangan biarkan bahagia kita rusak hanya karena melihat orang lain "kelihatan" lebih dari kita (dalam kacamata ilmu komunikasi saya menyebutnya dengan istilah sendiri, dilema manusia sosmed zaman now).  Dan jangan biarkan hati dan pikiran terganggu/ terdistraksi, hanya karena apa yang kita dengar, lihat, pikirkan atau sebaliknya.

-Kekayaan sebenarnya adalah apa yang kita berikan, bukan apa yang kita dapatkan. Sebetulnya saya sudah cukup menyadari dari dulu, tapi ditengah proses saya tumbuh dan terdistraksi oleh ego, bahwa hal ini adalah hakikinya hidup. Namun ketika saya kembali mampu mengendalikan ego, bahwa hidup kita sebetulnya dinilai bukan karena apa yang telah kita dapatkan, tapi apa yang telah kita berikan untuk orang lain. Memberi hakikatnya tidak akan mengurangi, justru akan meningkatkan kebaikan seseorang. Hal ini kemudian saya mantapkan lagi sesuai pernyataan HR.Bukhari 1339 tentang Tangan yang diatas lebih baik. 

-Sebelum menghakimi kesalahan seseorang, tanyakan dulu kediri sendiri apakah pernah melakukan kesalahan yang sama. Inilah yang menjadi masalah banyak orang hari ini (dalam kacamata ilmu komunikasi saya menyebutnya dengan istilah sendiri, dilema manusia sosmed zaman now), terlalu cepat dan mudah menghakimi, mengkritik seseorang tanpa berkaca kepada diri sendiri. Sebelum mengkritik, tanyakanlah kepada diri kita sendiri apakah hal itu akan menyakitkan. Jika ya, berhentilah mengkritik dan mulailah memahami. 

-Sebuah kekeliruan manusia adalah saat terlalu mempedulikan apa yang orang lain katakan. Mulailah woles dengan apa yang orang lain katakan tentang diri kita dan lebih fokus mendengarkan apa kata hati kita sendiri. Worrying about people opinions about our self takes us nowhere and won't make me rich.

-Masa lalu adalah sejarah, masa depan adalah misteri, dan masa sekarang adalah hidupmu. Kita hidup di hari ini untuk kedepan. Berusalah sebaik mungkin menjalaninya karena itulah dasar dari masa lalu menuju ke masa depan. What is passed is...unknown. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun