Mohon tunggu...
Robert Hunan Purwaka
Robert Hunan Purwaka Mohon Tunggu... -

In house doctor National Hospital Surabaya Obstetrician and gynecologist Laparoscopic gynecology surgeon

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jupe: Saya Terkena Kanker Serviks Stadium 2A

27 Oktober 2014   23:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:31 2377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Itu adalah judul yang saya baca disebuah portal berita internet. Ya.. dikatakan bahwa Jupe terkena kanker serviks, stadium 2A pula.. lha koq bisa? mengapa sebuah kanker yang sebenarnya mengalami fase lesi pra kanker, mikro invasi, stadium 1A, 1B, lalu 2A koq baru ketahuan sekarang? Di Singapura pula.. kenapa koq bukan dokter Indonesia? Hmm.. banyak sekali pertanyaan yang muncul. Kenyataannya, kanker serviks itu bisa dicegah, diketahui sejak dini, dan TIDAK PERLU mencapai stadium 2A baru ketahuan. Berikut saya sajikan uraian singkat tentang kanker serviks, mengapa bisa terjadi, apa penyebabnya, apa gejalanya, dan apa strategi pencegahan dan terapinya, semoga berguna.

Apa itu kanker serviks?

Kanker adalah penyakit di mana terjadi pertumbuhan jaringan yang tidak normal. Ketika kanker mulai tumbuh di leher rahim, yang disebut juga sebagai serviks, maka kanker tersebut disebut sebagai kanker serviks. Serviks adalah bagian rahim yang paling bawah, berbentuk memanjang dan sempit, serta menghubungkan liang sanggama (vagina) dengan bagian atas rahim. Rahim atau uterus merupakan lokasi di mana bayi tumbuh ketika seorang wanita hamil. Kanker serviks merupakan jenis kanker pada wanita yang paling mudah untuk dicegah dengan pemeriksaan skrining rutin dan pemeriksaan lanjutan. Penyakit ini juga sangat baik tingkat penyembuhannya bila dapat ditemukan dan ditangani secara dini.

Siapa saja yang dapat terkena kanker serviks?

Semua wanita memiliki risiko untuk terkena kanker serviks. Penyakit ini paling sering mengenai wanita berusia di atas 30 tahun. Penyebab utama dari kanker serviks adalah infeksi virus yang disebut Human Papillomavirus (HPV). HPV adalah virus yang disebarkan melalui kontak seksual. Paling tidak setengah dari orang yang aktif secara seksual akan mengalami infeksi HPV dalam hidup mereka, namun hanya sedikit wanita yang mengalami gejala infeksi tersebut.

Apa saja gejala yang dialami pasien kanker serviks?

Pada tahap awal, kanker serviks tidak akan menimbulkan gejala-gejala atau tanda-tanda klinis. Pada stadium lanjut, gejala klinis yang paling sering terjadi adalah perdarahan atau keluar cairan dari liang sanggama yang tidak normal, seperti pendarahan setelah berhubungan seks. Gejala-gejala ini merupakan tanda bahaya yang harus diperiksa oleh dokter spesialis kebidanan dan kandungan. Gejala-gejala tersebut dapat disebabkan oleh penyebab selain kanker, tetapi perlu dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu.

Apakah ada tes yang dapat mencegah kanker serviks atau menemukan jaringan/lesi prakanker lebih dini?

Terdapat dua tes yang dapat membantu mencegah kanker serviks atau menemukan lesi kanker secara lebih dini:

  • Tes Pap (Pap smear) berusaha untuk menemukan lesi prakanker dan perubahan bentuk sel-sel pada leher rahim yang dapat ditangani, sehingga kanker serviks dapat dicegah. Tes Pap juga dapat menemukan kanker serviks secara dini, di mana tata laksana yang dilakukan dapat bekerja secara efektif. Tes Pap smear direkomendasikan untuk wanita usia 21-65 tahun.
  • Uji HPV bertujuan untuk mencari HPV, yaitu virus yang dapat menyebabkan perubahan sel prakanker dan kanker serviks.

Kapan sebaiknya pemeriksaan untuk kanker serviks dilakukan?

Tes Pap adalah salah satu tes skrining kanker yang paling dapat diandalkan dan paling efektif yang tersedia. Pemeriksaan Pap Smear sebaiknya dilakukan secara rutin sejak umur 21 tahun. Bila dari hasil pemeriksaan Pap Smear ditemukan hasil normal, pemeriksaan dapat diulang tiga tahun kemudian.

Tes HPV dapat digunakan untuk skrining kanker serviks bersamaan dengan Pap smear pada wanita berusia di atas 30 tahun. Tes ini juga digunakan untuk menyediakan informasi yang lebih lengkap untuk pasien berusia 21 tahun atau lebih dengan hasil tes Pap yang tidak jelas. Pemeriksaan Pap smear harus dilakukan secara teratur sejak usia 21 tahun. Jika hasil Pap smear normal, pemeriksaan Pap smear berikutnya dapat dilakukan lagi tiga tahun kemudian.

Tes HPV dapat digunakan untuk skrining kanker serviks bersamaan dengan Pap smear pada wanita berusia 30 tahun dan lebih tua. Hal ini juga digunakan untuk memberikan informasi lebih lanjut ketika perempuan berusia 21 tahun dan lebih tua memiliki hasil tes Pap yang tidak jelas.

Pada pasien berusia 30 atau lebih, pasien dapat memilih untuk melakukan tes HPV bersamaan dengan tes Pap. Jika hasilnya normal, kemungkinan pasien untuk terkena kanker serviks dalam beberapa tahun ke depan sangat rendah. Skrining berikutnya dapat dilakukan dalam jangka waktu lebih dari lima tahun ke depan.

Pasien berusia 21-65 tahun perlu mendapatkan pemeriksaan Pap smear rutin seperti yang diarahkan oleh dokter spesialis kebidanan dan kandungan, bahkan jika pasien menganggap dirinya sudah terlalu tua untuk memiliki anak atau tidak berhubungan seks lagi. Di sisi lain, pemeriksaan Pap smear dapat ditangguhkan untuks seterusnya bila:

• Pasien lebih tua dari 65 tahun dan memiliki hasil tes Pap yang normal selama beberapa tahun.

• Pasien telah mengalami pengangkatan leher rahim sebagai bagian dari histerektomi total untuk kondisi-kondisi non-kanker, seperti fibroid.

Apa yang menimbulkan peluang seorang wanita terkena kanker serviks?

Penyebab utama dari kanker serviks adalah infeksi HPV, yang ditularkan ke orang lain melalui kontak seksual. Kemungkinan terkena infeksi HPV lebih besar jika pasien mulai berhubungan seks pada usia dini, atau jika pasien atau pasangan pasien telah melakukan hubungan seks dengan beberapa orang lain. Namun, setiap wanita yang pernah melakukan hubungan seks yang berisiko HPV.

Ada banyak jenis HPV. Biasanya HPV akan hilang sendiri, tetapi jika tidak, hal itu dapat menyebabkan kanker serviks dari waktu ke waktu.

Selain memiliki HPV, hal ini juga dapat meningkatkan risiko kanker serviks:

  • Merokok.
  • Terkena infeksi HIV (virus penyebab AIDS) atau kondisi lain yang membuat sulit bagi tubuh Anda untuk mempertahankan kekebalan tubuh.
  • Setelah melahirkan tiga anak atau lebih.

Bagaimana kanker serviks dapat dicegah?

  • Dapatkan vaksinasi HPV, karena vaksinasi ini melindungi tubuh terhadap jenis HPV yang paling sering menyebabkan kanker serviks, vagina dan vulva. Vaksinasi ini diperuntukkan bagi tiga kelompok pasien. Vaksin ini direkomendasikan untuk 11 dan 12 tahun gadis. Hal ini juga dianjurkan untuk anak perempuan dan wanita berusia 13 sampai 26 yang tidak mendapatkan salah satu atau semua tembakan ketika mereka masih muda. (Catatan: Vaksin ini dapat diberikan pada perempuan dimulai pada usia 9.)
  • Periksakan diri secara teratur bila hasil tes Pap menunjukkan tanda-tanda menstruasi normal
  • Tindak lanjut dengan dokter Anda, jika hasil tes Pap Anda tidak normal.
  • Jangan merokok.
  • Gunakan kondom saat berhubungan seks.
  • Batasi jumlah partner seksual.

Jadi intinya, kanker serviks itu bisa dicegah. Bila anda telah melakukan kontak seksual sebelumnya, dan memiliki faktor risiko, maka sebaiknya anda mulai secara teratur melakukan skrining. Ingat, MENCEGAH LEBIH BAIK DARIPADA MENGOBATI. Buat mbak Jupe, tenang aja mbak, buanyaakkkk sekali perempuan yang kurang beruntung dan mengalami kanker serviks stadium 3 keatas, mengalami gagal ginjal karena penyebarannya, dan banyak sekali kematian yang disebabkan kanker serviks ini. Untuk stadium 2A, dokter Indonesia juga jago koq melakukan tatalaksana pada kanker serviks. Salam,

Dr. Robert Hunan Purwaka, SpOG

Obstetrician and gynecologist

Diploma Minimally Access Surgery, India

Fellowship Minimally Invasive Surgery (Laparoscopy), Singapore

Senior clinical associate, KK Women’s and Children’s Hospital, Singapore

In house doctor, National Hospital, Surabaya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun