Mohon tunggu...
Robert Sinuhaji
Robert Sinuhaji Mohon Tunggu... -

Suami dari Mita Ginting, ayah dari Bunga dan Theresa. Pengusaha, penulis, pemilik rumah buku, petani, dan petualang. Alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan Japan International Cooperation Agency.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bapak Pembangunan GBKP

7 November 2014   16:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:24 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1415323573676465724

AGS juga ikut berperan membentuk kerja sama dengan gereja-gereja melalui CCA (Christian Conference Asia/ Persekutuan Gereja-gereja Asia), VEM/UEM (Vereinte Evangelische Mission/ United Evangelical Mission) Jerman, NZG (Nederlands Zenedeling Genootschap/ Pekabaran Injil Belanda), NCC (National Council of Churches) AS dan Australia dalam hal pertukaran tenaga gereja, bantuan sosial, pekabaran injil, dan beasiswa.

AGS juga menekankan betapa penting untuk mempertahankan tradisi Tata Gereja GBKP, yakni Calvinist, Presbyterial Sinodal, Alkitab adalah Firman Tuhan, dan inkulturisasi adat karo, tentu saja dengan melibatkan serayan-serayan (pelayan-pelayan gereja) sebagai orang-orang yang berdiri pada garis depan dalam hal menjunjung adat dan gereja.

"Bapak Pdt Dr A Ginting Suka adalah "aset" gereja-gereja, khususnya gereja yang ada di Sumatera Utara. Pergaulan ekumenis beliau tidak diragukan lagi, termasuk partisipasinya dalam pergaulan antaragama di daerah ini. Suka duka dan dinamika kehidupan gereja di Sumatera Utara selama ini tidak terlepas dari peran beliau sebagai sosok yang kita hormati sebagai dosen, panutan, senior, dan tokoh ekumenis," tulis Pdt WTP Simarmata, Ketua Umum PGI Sumatera Utara dalam buku Memelihara Harta yang Indah (2006) yang merupakan kumpulan tulisan sebagai bentuk penghargaan dari sejumlah orang yang menaruh hormat kepada AGS.

Kalau kita melihat waktu lebih ke belakang, AGS adalah alumnus Sekolah Tinggi Teologia Jakarta (1958), mengikuti program magister di Yale University, Amerika Serikat (1962-1964), dan mengikuti program Doctor of Pastoral Studies, South East Asia Graduate School of Theology (1984-1990) dan meraih gelar doktor dengan predikat sangat memuaskan.

Bagaimana peran AGS dalam keluarga? Secara ringkas bisa kita baca dari penuturan putera sulungnya, Pt Alexander Ginting Suka, "Beliau adalah ayah yang baik, toleran, pendidik, yang selalu menanamkan bahwa sekolah adalah investasi utama dan yang akan menjadi bekal dalam memasuki dunia nyata. Pemikiran ini yang mendorong beliau membuat GBKP memerogramkan beasiswa untuk mahasiswa non STT pada era tahun 60-80 an yang telah banyak menghasilkan kaum intelek," ujarnya.

Tiada terasa, lima tahun berlalu sejak kami berbincang-bincang dengan AGS, hingga tiba pada 15 Mei 2014 (enam hari sebelum ultahnya yang ke-82), saya membaca tulisan di Facebook yang memberitakan bahwa AGS, bapak gereja yang kita hormati telah dipanggil Tuhan. Ya, Tuhan sudah memberikan waktu berlimpah kepada AGS hingga mencapai usia lanjut (82) dan tak pernah sakit-sakitan, tapi kepergiannya tetap saja membuat banyak orang terkejut dan seperti tak percaya.

"Saya seperti sulit menerima kepergian Bapak," tulis dokter Sri Diana Ginting Suka via email menjawab beberapa pertanyaan saya. "Pada waktu itu Bapak singgah ke Jakarta karena bapak mau jalan-jalan ke Hong Kong. Dan kami lihat Bapak sehat-sehat saja...."

Lalu, apa kata dokter yang merawatnya? "Ada  infeksi paru geriatri dan diabetes, yang membuat keadaannya semakin sulit untuk ditolong karena faktor usia," jelas Sri Diana.

Pendeta Dr Anggapen Ginting Suka meninggalkan seorang isteri, Rehulina br Barus, dan empat anak, yakni Pt Kolonel Dr Alexander K Ginting Suka, SpP, FCCP, Dr Rasmita Ulina Ginting Suka, Sp.A, Dr Sri Diana Ginting Suka, MARS, dan Ir Abdi Dharma Ginting Suka.

Alkitab menyatakan, "Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka." (Ibrani 13:7). Dan bukankah ada juga kalimat terkenal yang menyatakan bahwa "bangsa yang besar adalah bangsa yang mengingat jasa-jasa pahlawannya"?

Kita sebagai warga gereja yang berdomisili di Sumatera Utara, dan GBKP khususnya, tentu saja tak akan melupakan jasa-jasa orang yang telah membangun gereja kita. Tak perlu diragukan lagi, seperti kata Pdt WTP Simarmata (sekarang Ephorus HKBP) bahwa Pdt Dr Anggapen Ginting Suka adalah "aset gereja" yang telah berjasa besar bagi gereja. Pada saat jemaat-jemaat menyampaikan kata-kata sambutan dan penghiburan kepada keluarga di rumah duka dan gereja, banyak orang yang menyebut Pdt AGS sebagai bapak pembangunan GBKP. Suatu momentum yang tepat sekiranya pada Sidang Sinode April 2015 mendatang kita memberi penghormatan yang layak kepada AGS berupa gelar Bapak Pembangunan GBKP.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun