Kelompok A lebih besar, dan mereka menang.
Sehingga sang mertua, Abu Bakar menjadi Kalifah, sementara sang menantu Ali tersisihkan.
Saat Abu Bakar meninggal dua tahun kemudian, sahabat Muhammad bernama Umar, menggantikannya. Umar ditunjuk oleh Abu Bakar sebelum ia meninggal. Umar memimpin selama 10 tahun sebelum ia dibunuh oleh orang Persia (Iran) yang baru saja ditaklukkannya. Abu Bakar juga menunjuk pengganti Umar, Usman, yang memimpin selama 12 tahun sebelum ia juga terbunuh. Sementara Kelompok B, mereka masih frustasi dan tanpa dukungan.
Namun selanjutnya, para elit muslim memutuskan bahwa kalifah ke empat adalah Ali - sosok awal yang didukung kelompok B - dan saat itu, semua kelompok nampak senang.
Lima tahun kemudian, Ali terbunuh, dan saat anak tertuanya Hassan, menjadi Kalifah yang kelima, dia dengan segera digulingkan oleh pemberontak agresif pimpinan Muawiyah, yang mengaku dirinya selanjutnya menjadi Kalifah yang ke-6.
Sejak itu Kelompok A dan Kelompok B tidak pernah akur.
Saat Muawiyah menjadi kalifah dengan periode kepemimpinan yang cukup lama, Kelompok B yang terkecewakan membuat cerita tersendiri. Kelompok B menganggap pemimpin mereka lebih spesial dari pada para kalifah-kalifah sebelumnya - mereka memilih imam-imam sendiri, dan mengabaikan 3 kalifah sebelum Ali.
Imam pertama mereka adalah Ali, imam kedua mereka adalah anak tertua Ali - Hasan, Muawiyah tidak diakui, dan anak bungsu Ali-Husayn menjadi imam yang ketiga.
Husayn, imam ketiga kelompok B, mati dipenggal oleh Yazid, Kalifah ke-7 penerus Muawiyah. Selanjutnya Kelompok B beralih ke putera Husayn sebagai imam ke-4. Sementara kelompok A terus mengabaikan kelompok B dan tetap mendukung kalifah mereka.
****
Cerita tadi terjadi sekitar 1300 tahun yang lalu, dan sampai sekarangpun dunia Muslim masih terbagi menjadi 2 kelompok itu, sama halnya konflik timur tengah yang nggak jauh-jauh penyebabnya dari konnflik bebuyutan diatas.