Lumajang, Jawa Timur 12 Februari 2022 - Literasi paling kerap didefinisikan sebagai kemampuan membaca dan menulis. Namun, hal itu tidak sesederhana kedengarannya. Kemampuan membaca dan menulis bervariasi di berbagai budaya dan konteks, dan ini juga terus berubah. Membaca pada saat ini mencakup media visual dan digital yang kompleks serta materi cetak. Orang tua yang bisa membaca koran mungkin kesulitan mendapatkan informasi dari media online.
Membaca merupakan pilar pertama literasi, jadi doronglah pelajar muda untuk membenamkan diri di dalamnya secara sering dan mendalam. Ini harus melibatkan eksposur ke berbagai genre yang berbeda, seperti surat kabar, novel, komik, majalah, film, materi referensi, dan situs web.
Sekolah Membaca dan Menulis bagi warga tuna aksara Dusun Kemamang Desa Penanggal. Sasaran dari kegiatan ini adalah tuna aksara yang lanjut usia atau lansia. Di usia senja keadaan fisik semakin menurun dan mobilitas pun semakin terbatas bagi para lanjut usia (lansia). Walau demikian, guna mengisi kekosongan sehari-hari lansia tetap harus diajak beraktivitas sesuai kemampuan mereka.
Tuna Aksara pada dasarnya menjadi istilah yang cukup kita kenal di Indonesia, istilah ini seringkali disematkan kepada seseorang yang tidak bisa membaca. Meskipun begitu perlu kita pahami bahwa istilah "Tuna Aksara" berasal dari dua kata, yaitu tuna dan aksara. Tuna dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) artinya kurang atau cacat. Sedangkan Aksara diartikan sebagai suatu sistem atau tanda grafis yang dipergunakan oleh manusia untuk berkomunikasi satu sama lainnya. Sehingga tuna aksara diartikan sebagai kemampuan yang dimiliki oleh seseorang yang tidak bisa membaca tulisan, istilah ini bersinonim dengan buta huruf.
Pada minggu ke 5, kegiatan tim literasi tidak banyak perubahan yakni melakukan pengajaran di Sekolah Darurat yang ada pada Balai Desa Penanggal dan pengajaran membaca menulis bagi tuna aksara para lansia di Dusun Kemamang Desa Penanggal.
Teknis pengajaran yang ada di Sekolah Darurat sama seperti minggu-minggu sebelumnya yakni seminggu tiga kali yaitu di hari senin, rabi, sabtu. Untuk Sabtu kemarin materinya ialah pembahasan pakaian adat, senjata tradisional dan rumah adat yang ada pada setiap provinsi. Kemudian para siswa disuruh menebak pakaian, rumah adat dan senjata tradisional darimana yang ditunjukkan oleh masing-masing mentor.Â
Setelah itu, kegiatan pengajaran tuna aksara para lansia Dusun Kemamang. Topik yang diajarkan di minggu ke-lima adalah fokus mengenai belajar membaca. Teknis pengajaran yang dilakukan tim literasi adalah dengan memberikan sebuah kalimat dan meminta para lansia untuk membaca kalimat tersebut bersama. Selain itu, kami juga meminta para lansia satu per satu membaca kalimat yang telah ditulis oleh tim literasi. Alasan tim literasi menggunakan metode tersebut adalah untuk mengukur seberapa bisa para lansia dalam membaca.
(KELOMPOK 13 KKN UNEJ Peduli Semeru/Tema Literasi/ Dusun Kemamang, Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang/ DPL Dina Tsallist Wildana S.H.I., LL.M.)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI