Mohon tunggu...
robby kusumalaga
robby kusumalaga Mohon Tunggu... Wiraswasta - One tiny itsy bitsy dot, on the pale blue dot

pecinta klub sepak bola liga Inggris Manchester United. mengikuti dan tertarik dengan perkembangan dunia politik Indonesia (walau pun tidak suka dengan politik praktis). suka mengekspresikan pikiran dalam bentuk tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mari Bahagia, Saat Ini Juga!

9 Februari 2023   21:22 Diperbarui: 9 Februari 2023   21:30 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kalau anda merasa sedih, itu berarti anda sedang hidup di masa lalu. Ketika anda mendapati hati yang gelisah, maka itu artinya anda sedang hidup di masa depan. Tetapi ketika anda merasa bahagia, maka itu berarti anda sedang hidup di saat ini."

Kira-kira begitu terjemahan bebas saya, dari apa yang dahulu kala pernah dikatakan oleh Lao Tzu, seorang filsuf Tiongkok yang hidup pada tahun 570 SM sampai dengan tahun 470 SM. Kalau untuk saya pribadi, lebih jauh saya mengartikan kata-kata bijak Lao Tzu tersebut seperti ini : Kita merasa sedih, karena penyesalan itu hidupnya di masa lampau. Kita merasa gelisah, karena masa depan itu penuh dengan ketidak pastian yang sulit ditebak. Lalu kita bisa merasa bahagia, karena pada saat ini semua penyesalan itu sudah berlalu, dan tidak ada gunanya jika kita mengkhawatirkan mengenai masa depan yang belum pasti.

Tapi lalu bagaimana, ketika anda pada saat ini ternyata sedang diterpa suatu musibah dan merasa sedih karenanya ? Sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang harus selalu tunduk dan menerima apa pun yang telah menjadi ketetapanNya, kita manusia hanya bisa pasrah dan bersabar. Sabar, karena hanya sabar yang dapat membuat sang waktu terus berjalan, dengan seminimal mungkin menyebabkan rasa sedih pada diri kita. Sabar, karena hanya dengan sabar, maka waktu akan menggeser kebelakang kesedihan kita, untuk kemudian menempatkannya ke masa lalu.

Lalu, bagaimana dengan masa depan ? Apa yang bisa kita lakukan dengan masa depan ? Pada kesempatan ini, saya akan sekali lagi menterjemahkan sekaligus mengartikan secara pribadi, kata-kata bijak dari satu lagi filsuf asal Tiongkok : Confucius. Saya mengartikan salah satu perkataan Confucius sebagai berikut : "Pikirkan masa depan, karena kesalahan yang telah terjadi pada masa lalu, bisa diperbaiki dengan perbuatan kita di masa depan."

Jadi, marilah kita semua hidup berbahagia pada saat ini juga ! Jangan mau menjadi orang yang hidupnya merugi, dengan selalu menyesali apa yang sudah terjadi di masa lalu. Atau menjadi rugi, karena selalu merasa cemas dan khawatir akan sesuatu yang belum tentu terjadi di masa depan. Mari kita semua hidup berbahagia dan selalu bersyukur akan hari ini.

Terakhir pada tulisan ini, saya ingin mengajak kita semua untuk selalu mensyukuri semua yang kita miliki -atau pun tidak kita miliki- pada saat ini, dan merasa bahagia karenanya. Jadikanlah masa lalu sebagai pengingat dan pengajar, lalu berpikirlah akan masa depan, karena kesalahan yang pernah kita lakukan di masa lalu, bisa kita perbaiki di masa depan. Sehingga kita semua dapat menjadi manusia-manusia yang lebih baik lagi. Semoga. (RK)    

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun