Betapa hijaunya rumput tetangga.
Tetangga, yang bahkan dekatpun tidak.
Tetangga, yang bahkan kenalpun tidak.
Hanya tetangga yang kita tahu dari cerita-cerita antah berantah.
Hijau, subur dan sedap dipandang mata, dari kisah yang berhembus terbawa angin syahwat.
Bahkan sebagian dari kita sampai memuja-muja hamparan rumput itu.
Bahwa itu adalah satu-satunya rumput Tuhan yang suci dan indah.
Tapi betapa butanya kita.
Rumput sendiri terbengkalai.
Enggan untuk merawat.
Bahkan sampai berak di atas hamparan rumput rumah sendiri.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!