Mohon tunggu...
Robbi Khadafi
Robbi Khadafi Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Suka musik dan motogp, dan kegiatan saya diluar nulis adalah ojek online

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Selamat Tinggal Koleksi Kaset Pitaku

19 Agustus 2018   19:52 Diperbarui: 19 Agustus 2018   20:10 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era 90-an sampai tahun 2000-an kaset pita sangat di gemari bahkan diburu oleh masyarakat. Termasuk saya. Mulai dari mendatangi toko-toko kaset di daerah Blok M Jakarta Selatan (Jaksel) sampai toko kaset di bilangan Jalan Sabang Jakarta Pusat (Jakpus).

Tidak sampai disitu, saya juga berburu kaset pita di pasar-pasar loak seperti pasar Taman Puring Jaksel, Blok M Mall yang kini sudah mulai ditinggalkan oleh masyarakat alias sepi karena kalah bersaing dengan mall mall yang semakin banyak bagaikan jamur di Ibu Kota tercinta ini.

Masih teringat waktu saya sekolah SMP sehabis pulang sekolah di akhir tahun 90-an sampai awal tahun 2000-an, berburu kaset pita di pasar Taman Puring. Sampai-sampai saya akrab dengan para pedagang kaset disana.

Mayoritas para pedagang disana tidak hanya berjualan di Taman Puring. Mereka berjualan disana hanya sampai sore hari. Malam harinya mereka gelar lapak dagangannya di taman terminal Blok M. Saya pun ikut dengan mereka.

Ketika itu saya berburu kaset band-band lokal era 80-an sampai 90-an. Mulai dari band God Bless, Boomerang, Gong 2000, Edane, Pas Band, Rotor, Roxx, Jamrud dll. Tidak hanya band itu yang saya buru. Band-band classic rock, indie lokal, metal luar negeri sampai lokal juga saya buru. Semuanya itu saya beli dengan mengumpulkan/menabung dari uang jajan.

Berburu kaset pita yang saya lakukan mulai menurun ketika memasuki masa SMA sampai masa kuliah. Dikarenakan sudah mulai lengkap kaset yang saya inginkan. Ditambah memasuki tahun 2010 an, kaset pita sudah mulai ditinggalkan. Diganti dengan CD dan mudahnya mencari atau mendownload lagu-lagu di internet.

Saya akui mendownload lagu di internet itu tidak baik. Tidak menghargai hasil karya para seniman musik. Namun di era serba digital seperti sekarang ini, bentuk fisik seperti kaset pita sudah ditinggalkan. Apakah itu karena kaset pita sudah dianggap kuno ataupun alasan lainnya. Terutama mendownload lagu melalui Internet jauh lebih murah bahkan gratis.

Hal ini juga yang membuat saya pada hari ini menjual seluruh koleksi kaset pita yang jumlahnya ratusan. Sedih memang menjual itu semua. Sudah susah payah mengumpulkan sejak zaman SMP sampai kuliah dulu dengan mengumpulkan dari uang jajan, kini tinggal kenangan. Tentunya saya punya alasan mengapa saya menjual itu semua.

Pertama, saya sudah tidak lagu mendengarkan kaset-kaset itu lagi karena tape di kamar saya sudah rusak. Saya pun kini mendengarkan lagu -lagu favorit saya dalam bentuk MP3 maupun video di youtube. Kedua, koleksi lagu-lagu yang ada di kaset pita sudah saya pindahkan dalam bentuk file MP3. Ketiga, ini yang paling sedih yaitu saya menjual koleksi kaset-kaset pita itu karena kebutuhan materi.

Sebenarnya saya masih sangat ingin mengoleksi kaset-kaset pita itu agar nantinya bisa diturunkan anak cucu saya. Fakta berbicara lain dengan alasan-alasan yang saya utarakan di atas. SELAMAT TINGGAL KOLEKSI KASET PITAKU...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun