teriakan seorang buruh membelah langit
depan gerbang sebuah pabrik yang bonafit
lima belas tahun karier jalan di tempat
melawan malah dicap penjahat
yang bisa kau lakukan hanya menghujat
kemarahan sudah sampai di jidat
pilihannya : tunduk atau dipecat
tapi jangan bilang siapa-siapa
ssstt...aku punya cara
unjuk rasa harusnya pada yang mau berubah
kalau tidak, apa gunanya
percuma melawan secara frontal
nyatanya kau selalu terpental
lebih baik matangkan strategi
karena semua bisa disiasati
kita bla bla bla bla dari dalam
bla bla bla bla bla sampai lebam
tapi jangan bilang siapa-siapa
ssstt..aku punya cara
jangan sepenuhnya salahkan penguasa
mbok ya sekali-kali berkaca
kenapa kau jadi manusia gengsi
gaji pas-pasan kok bergaya selebriti
memaksakan diri bergadget canggih
pemasukan dan gaya hidup sangat distorsi
akhirnya pusing dengan pulsa, tagihan dan upeti
begitu masih sempat berpikir mau kawin lagi
tapi jangan bilang siapa-siapa
ssstt..aku punya cara
jajan kuliner Barat biar dibilang gaul
padahal di rumah biasa makan tiwul
makan siang di restoran ayam goreng cepat saji
malamnya dinner di warung mewah masakan Itali
tak lupa jepret makanan dari sudut sana sini
setelah itu buka medsos untuk dibagi
kau lakukan itu hampir tiap hari
tak ingat nunggak kredit motor, TV LCD sampai panci
tapi jangan bilang siapa-siapa
ssstt..aku punya cara
tiap malam dihantui masa depan
mendekati usia senja belum juga mapan
tubuh sakit sakitan menguras biaya
barang berharga terjual habis semua
baju dan celana beserta lemari
yang tertinggal cuma harga diri
mau bunuh diri kok takut mati
kenapa dulu terlalu sibuk urusan duniawi
sampai tak ada waktu untuk mengaji
waktu terbuang buat ngeksis ketawa ketiwi
tapi jangan bilang siapa-siapa
ssstt..aku punya cara
Â
Solo. 23 Desember 2015
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H