Mohon tunggu...
Robbi Gandamana
Robbi Gandamana Mohon Tunggu... Ilustrator - Ilustrator

Facebook : https://www.facebook.com/robbi.belumfull -------- IG : https://www.instagram.com/robbigandamana/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ini yang Membuat Rakyat Indonesia Selalu Bisa Bangkit dari Keterpurukan

26 Mei 2016   17:58 Diperbarui: 27 Mei 2016   10:02 3057
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Sebenarnya tulisan ini akan saya tulis dan tayangkan saat bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional (HKN). Tapi karena suatu kesibukan, terpaksa harus tertunda penayangannya. Biasa, tawaran shooting main film datang bertubi-tubi (film Flora Fauna, memerankan Luwak).

Walaupun HKN diperingati untuk mengenang bangkitnya pemuda dalam organisasi Boedi Oetomo, tapi sebenarnya juga mengenang kebangkitan bangsa Indonesia secara umum. Yang penting bagaimana kita bisa mengambil semangat dan nilai-nilai yang diperjuangkan para pemuda dulu dalam merintis kemerdekaan. Nggak cuman mengenang doang Mblo.

Ngomong soal bangkit, sebenarnya rakyat kita adalah pakar dalam hal bangkit-membangkit. Berdasarkan fakta sejarah selama ratusan tahun. Tanpa diajari untuk bangkit, rakyat sudah paham caranya. Mereka adalah bangsa lelaku, nggak gampang dikalahkan oleh penderitaan hidup. Jadi para ahli nggak usah nggaya ngajari rakyat untuk bangkit.

Kebangkitan di sini jangan diartikan sempit, bangkit melawan penjajah (Belanda). Tapi kebangkitan secara umum, terutama bangkit melawan krisis (ekonomi), keterpurukan. Di bawah ini adalah beberapa fakta kenapa rakyat kita selalu bisa terus bangkit dari kubur eh..krisis:

- Pinter Mengakali
Mengakali di sini dalam artian yang positif, bukan mencurangi, menipu atau merekayasa (walaupun ahli juga soal itu). 

Mengakali di sini contohnya sepeda motor yang sebenarnya sudah nggak layak pakai tapi bisa dipakai karena diakali sedemikian rupa. Walau mereka nggak pernah mengenyam pendidikan formal di bidang mesin (lha wong tahunya sepeda motor hanya Honda, walau merknya Yamaha, Suzuki atau lainnya, tetap dibilang Honda).

Tapi mereka biasanya glagepan, plungkar plungker kalau disuruh menjelaskan seperti insinyur mesin menjelaskan soal mesin. Karena ilmu mereka adalah amalnya. Mereka jenis manusia tukang, bukan sarjana atau jenis konseptor yang kerjanya merumuskan.

Nggak cuman pada mesin saja yang mereka akali, tapi juga soal apa saja, termasuk makanan.

Dulu kalau ada anak desa yang sekolah di kota jadi bahan ejekan temannya karena doi makanan pokoknya gaplek, tiwul dan sejenisnya. Padahal sekarang nasi sisa yang seharusnya buat makan hewan atau dibuang, diakali dijadikan nasi aking dan seterusnya dikonsumsi. Inilah yang membuat rakyat kita selalu bisa selamat dari krisis.

Jajanan yang sebenarnya remeh temeh bisa disulap menjadi jajanan gaul. Kreatif. Ampas tahu yang seharusnya buat makanan Sapi atau Babi, disulap menjadi Tempe Gembus alias Menjes alias Tempe Levi's (karena tekturnya persis celana jins).

- Multi Talenta
Rakyat Indonesia rata-rata mempunyai bakat lebih dari satu. Karena keadaan ekonomi yang carut marut membuat rakyat harus atau terpaksa belajar apa saja. Maka tak heran jika pekerjaan orang Indonesia buanyak yang tak sesuai jurusan. Sarjana Pertanian jadi desainer, Sarjana Ekonomi jadi tukang servis HP, Sarjana Filsafat jadi pengusaha roxy (rongsokan besi), ahli IT jadi Menteri Pemuda dan Olah raga (di era SBY..duh).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun