Begitu juga soal jilbab. Banyak perempuan yang berjilbab bukan karena keinginan hati, tapi karena sungkan pada lingkungan sosialnya (perempuannya pada berjilbab). Kalau menghadiri acara kumpul-kumpul resmi di kampung, atau dimanapun, mereka berjilbab. Tapi saat nongkrong di buk depan rumah sambil ndulang mangan anake cuman pakai daster yang tipissss. Â Oughh O_O.
Trend nggak cuma soal fashion, tapi juga kuliner. Di tiap sudut kota ada saja warung atau cafe baru menawarkan hidangan yang unik. Nggak di kantor, nggak di rumah sama saja, badokan ae. Semua orang bernafsu ingin jualan makanan.  Dimana-mana "perang" branding. Warung-warung aneh bermunculan :  "Tungkak Bakar Mbok Su", "Nasi Godok Ijo", dan  lain-lain.
Tapi memang rekreasi (pelipur lara) paling murah adalah badokan. Nongkrong di wedangan mangan sego kucing sudah lupa segalanya. Persetan iuran BPJS naik. Persetan Pertamax, Pertalite, Pertelek naik..gak ngurus.
Ngomong soal badokan memang nggak ada habisnya. Dan gara-gara badokan, ekonomi rakyat jadi hidup. Jadi mari kita bangun negeri ini dengan badokan.
Iki tulisan opo se rek. Embuh gak eruh...
Intinya jadilah diri sendiri. Bahagia dengan apa yang ada di dirimu. Come as you are. Biar miskin asal sombong.Â
Kata Kurt Cobain, "They laugh at me because I'm different; I laugh at them because they're all the same."Â
Jangan memaksakan sama dengan yang lainnya, justru karena kamu beda dari lainnya itulah kamu jadi keren. So, fuck trend.
- Robbi Gandamana-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H