Kalau semua pemuka agama ceramahnya divideokan (video amatir) bakalan banyak yang senasib dengan Ustadz Abdul Somad (UAS). Selalu ada satu dua kata yang keceplosan menyindir tokoh atau agama orang lain. Apa itu ustadz, kyai, pastur, pendeta, dan seterusnya.Â
Pasturnya ngrasani ulama yang hobi poligami, ulamanya juga nyindir pastur yang nggak menikah, "Hidup sekali nggak menikah. Nggak tahu enaknya sihhhh.."
Dalam berdakwah, banyak tukang dakwah yang memakai "jalan pintas" untuk menunjukan kebenaran agamanya dengan "menjelek-jelekan" agama lain. Dan mereka tidak merasa menghina, biasa ae. Karena bagi mereka itu jalan untuk lebih meneguhkan iman. Karena ceramahnya tertutup untuk kaumnya saja.
Asline ngono iku rek. Hidup kalau tidak membicarakan orang lain iku nggak rame. Kerjaannya Tukang Dakwah yo ngono iku, kalau nggak ngrasani keyakinan orang lain, yo ngrasani pemerintah.
Ceramah-ceramah shalat jum'at banyak yang begitu. Menjelek-menjelekan budaya Jawa, "Nyadran itu bid'ah! Â Larung sesaji itu syirik! Musyrik!" Padahal jamaahnya banyak orang tua yang masih mempraktekan tradisi budaya Jawa. Gak sopan blas.Â
Itu biasanya ceramahnya Ustadz milenial yang nggak paham blas konsep budaya Jawa. Mereka-mereka yang tercerabut dari akar budayanya sendiri dan malah lebih Arab dari orang Arab.
Jadi menurutku nggak usah main lapor-laporan. Karena fanatismelah yang membuat masalah sepele seolah-olah besar dan gawat. Kayak kasus Ahok kemarin. Bagiku itu soal sepele, bukan penistaan. Penistaan opo.Â
Penistaan agama itu kayak Salman Rushdie dengan bukunya "Satanic Verses" yang menghina Nabi Muhammad. Â Atau kartun Nabi Muhammad di majalah Charlie Hebdo.
Tapi kalau mau dilaporkan ya monggo saja. Iku urusanmu karo UAS, aku gak ngurus. Dia nggak mau minta maaf nggak masalah, kalau minta maaf itu mulia. Â Tapi orang biasanya gengsi untuk minta maaf dan nggak tertarik untuk jadi mulia, "Gak mulyo-mulyoan! Gak ngurus!"
Sori, aku nggak ngefan UAS. Walau ceramahnya lumayan, doi punya wawasan yang oke soal sejarah Islam.
Begitulah, tukang dakwah kalau ceramah kadang kala "terpeleset" lidah. Jangankan UAS, Cak Nun pun beberapa kali begitu. Tapi Cak Nun lebih pada ngrasani pemerintah, belum pernah aku mendengar Cak Nun menjelekan keyakinan agama lain.