Mohon tunggu...
Robbi Gandamana
Robbi Gandamana Mohon Tunggu... Ilustrator - Ilustrator

Facebook : https://www.facebook.com/robbi.belumfull -------- IG : https://www.instagram.com/robbigandamana/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

ESQ Itu Lucu

2 April 2018   09:22 Diperbarui: 3 April 2018   19:01 4364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : Robbi Gandamana

Aku nggak menolak berdoa, tapi daripada pura-pura berdoa (munafik) mending nggak usah sekalian. Ada memang momen tertentu yang sangat pas untuk berdoa bersama, misalnya saat akan bertanding, saat akan konser, banyak lah. Kalau tiap hari doa bersama, aku nggak yakin mereka berdoanya dengan hati. Dan itu akhirnya cuman jadi formalitas doang bla bla bla (dulu sudah pernah aku tulis, males ngulanginya lagi).

Kata-kata motivasi itu asalnya dari kebenaran filsafat, bukan kebenaran dari kitab suci (wahyu Tuhan). Walau ada juga yang diadopsi dari kitab suci. Jadi jangan terlalu diyakini. Kebenarannya sangat relatif.

Ada sebuah quotes: "Semakin kuat bola dilempar, semakin jauh bola itu memantul" (Jika ingin mendapat hasil yang terbaik, lakukanlah dengan segenap kemampuan yang ada). Quotes ini bisa benar, bisa salah. Kita lihat dulu bidang yang akan dilempar bola. Iya kalau yang dilempar bola itu tembok yang disemen, lha kalau terbuat dari anyaman bambu (gedhek) gimana? Nggak jadi memantul, malah gedhek-nya yang ambyar bin jebol.

Akhirnya jadi kayak lirik lagu "Berakit-rakit" dari Jamrud: "Berakit-rakit ke hulu , berenang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, matilah kemudian." Mamfusssss.

Ada juga orang yang bermaksud memotivasi tapi malah bikin keki. Di sebuah meeting, seorang bos pabrik gembus dengan serius menasehati karyawannya, "Kalian itu mbok kalau kerja yang semangat! Kayak serdadu yang siap tempur! Ketika ada kerjaan mendadak, langsung 'Siap Ndan!', siap lembur sampai titik darah penghabisan." Ndasmu boss.

Buruh pabrik kok disamakan dengan serdadu yang kesejahteraannya sangat dijamin negara. Mereka mendapat berbagai tunjangan yang istimewa. Sangat jauh kalau dibandingkan dengan buruh pabrik yang kesejahteraannya very very limited.

Nggak masalah kalau ada buruh yang menganggap dirinya serdadu yang siap tempur. Itu pemahaman pribadi untuk meneguhkan diri. Kalau bosnya yang menyuruh, itu bos otoriter namanya.

Bos dan buruh harus paham koordinatnya masing-masing. Jangan sampai terbalik-balik. Seperti seorang sopir yang memecahkan kaca spion mobil bossnya saat srempetan dengan mobil lain di jalan. Harusnya boss yang menenangkan si sopir karena harus jaga imej dan martabatnya di depan sopir. Bukan sopirnya yang ngomong, "Nggak papa ya boss, spion murah kok, besok beli tiga ya boss." Bosnya langsung mbatin, sopir mbokneancok!

Nggak cuman salah kaprah menyamakan buruh dengan serdadu. Ada juga yang suka memakai kata-kata ibarat saat ceramah. "Jadilah pemberani, seperti (ibarat) seorang nelayan yang menerjang badai mengarungi lautan." Lambemu Ndes. Aku yakin, jika nelayan punya pilihan, mereka pasti nggak mau jadi nelayan. Seandainya boleh memilih, mereka akan memilih jadi PNS.

Makanya aku nggak suka dengan kata-kata ibarat. Bicara yang nyata-nyata saja Ndes. Ibarat itu cuman "senjata" bagi pembicara yang kehabisan kata. Dan harusnya hidup itu tidak ada dikotomi berani atau tidak berani. Melakukan sesuatu karena memang harus dilakukan, seperti ayam yang berkokok di pagi hari, matahari bersinar di siang hari, dan banyak lagi.

Daripada pakai kata-kata ibarat mending pakai kata pepatah. Misalnya: "Sambil menyelam buang air", "Tak akan lari Nunung dikejar", "Nazir sudah menjadi tukang bubur", "Alon-alon asal kelakson", dan banyak lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun