Mohon tunggu...
Robbi Gandamana
Robbi Gandamana Mohon Tunggu... Ilustrator - Ilustrator

Facebook : https://www.facebook.com/robbi.belumfull -------- IG : https://www.instagram.com/robbigandamana/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bukan Jin yang Membuat Keris Itu Sakti

10 Oktober 2016   17:21 Diperbarui: 11 Oktober 2016   08:48 3035
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keris adalah pusaka orang Jawa, sedang pusaka bangsa Indonesia adalah bendera merah putih. Jadi harus dirawat dan dijaga dengan sungguh-sungguh. Karena fungsi pusaka itu untuk meneguhkan diri  dalam hidup bersosial budaya dan negara. Intine soal filosofi..abot pokoke, paling awakmu yo gak eruh, alaa raimuu.

Menghormati keris atau bendera merah putih jangan diartikan syirik. Itu cuman menghormati kesepakatan dalam berbudaya dan bernegara. Maka ketika ada atlet yg mencium bendera, itu bukan berarti mencium kain dalam artian harfiah.

Koyok awakmu ngambung sempake bojomu pas kangen nang perantauan. Bukan sempaknya yg dicium, tapi cintamu dan cintanya yg terwujud di sempak itu.

Perbuatan syirik itu simpel : ketika di hatimu ada Tuhan selain Allah. Selama hati bertauhid, silahkan saja melakukan kegiatan budaya. Silahkan menghormati bendera atau lainnya.

Tuah dari keris pada dasarnya adalah memang energi dari bahan-bahan pembuatnya yang dipolakan sedemikian rupa oleh sang Mpu. Sehingga vibrasi atau getarannya mempengaruhi keadaan di sekitarnya.

Jadi posisi sang Mpu pada dasarnya sama seperti para ilmuwan yang mengolah reaktor nuklir, hendak menjadikannya bahan radioaktif tersebut sebagai penghasil listrik, atau menjadi alat pemusnah massal.

Adapun lelaku para  Mpu untuk proses pembuatan keris adalah tidak ubahnya pemfokusan pikiran dan upgrade skill guna menghasilkan keris yang lebih baik dan lebih baik lagi.

Energi yg terpola dengan baik, vibrasinya bisa memengaruhi gelombang otak orang-orang di sekitarnya. Sehingga mereka cenderung mudah menurut. Karena hal itu banyak yang menyangka keris itu penakluk orang.

Ada pula yang vibrasinya membuat orang yang punya keris lebih fokus dalam urusan keuangan (yang tentu saja akan lebih optimal dalam berniaga) dan itu menjadikan keris disangka sebagai penarik rejeki.

Jadi nggak usah nuding-nuding syirik kalau belum paham ilmunya. Dan juga jangan komentar konyol (sinis) kalau nggak ingin kelihatan gemblung bin ndlahom.

Ketika ada orang memposting dirinya menginjak-nginjak keris di Medsos, komentar : "nggak papa diinjak-injak khan benda mati.." Hadoohh Mblo, benda apa pun itu kalau sudah jadi ikon atau kesepakatan dalam bersosial budaya atau bernegara, benda itu jadi sakral.  Jadi tidak etis diperlakukan seenaknya .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun