Karena masih rame orang membicarakan (memaki-maki) postingan saudara se-Islam berinisial PAL yang menginjak-injak (menghancurkan) keris karena menurutnya itu syirik, koyoke asyik nek aku nggedabrus maneh soal iki.
Banyak yang salah paham soal keris, terutama keris bertuah dibuat oleh para Mpu. Dipikirnya kekuatan gaib keris itu karena ada jinnya. Terutama mereka dari kaum penganut paham 'sesat langsung sikat' yang tidak mau mencari tahu maupun diberi tahu.
Ada baiknya pelajari dulu bahan dan teknik apa yg digunakan untuk membuat keris. Bahan pamor keris, terutama pada keris-keris kuno adalah meteor, sama seperti batu hajar aswad. Selain itu ada pula kristal-kristal yang dari sononya memang berenergi, seperti halnya bahan-bahan radioaktif.
Pembuatan keris juga disertai lelaku tersendiri oleh sang Mpu, karena itu berlimpah-limpah pula tenaga dalam dan tenaga alam yang tersalurkan dalam proses pembuatannya.
Fakta sains pada keris terlupakan karena keris selalu dijadikan benda keramat yang berkesan seram, angker. Â Padahal keris juga kayak akik atau benda seni lainnya.
Kata Nikola Tesla, "Jika Ente ingin menemukan rahasia alam semesta : berpikirlah dalam hal energi, frekuensi dan getaran."
Kalau belum tahu atau baca pengetahuan tentang bahan-bahan radioaktif, peluruhan materi menjadi energi, tentang gelombang pikiran, vibrasi, radiasi, resonansi, pastilah memandang tuah keris dan pusaka sejenis sebagai kekuatan jin, kekuatan gaib, syirik, musyrik, jangkrik!
Aku dewe yo gak paham blas soal sains itu tadi. Tapi minimal pernah baca lah.
Awakmu yo ngono, ada istilah 'menjamas' langsung ribut. Penjamasan itu cuman istilah untuk merawat atau membersihkan keris (pusaka). 'Jamas' itu bahasa kromo inggil-nya dari kata 'kumbah' (mencuci). Berarti 'jamas' lebih tinggi, digunakan untuk benda yang dianggap sakral.
Menjamas juga gak perlu diseram-seramkan. Padahal Itu adalah bentuk penghormatan pada pusaka. Seperti halnya merawat dan membersihkan bendera merah putih asli yang pertama kali dikibarkan saat proklamasi dulu.