[caption caption="ilustrasi oleh Robbi Gandamana"][/caption]Minggu ketiga/terinspirasi lagu
-------------------
Manusia itu mirip tokoh di film kartun yang nggak bisa mati. Mati hanyalah istilah biologis, berhentinya fungsi pada sistem organ tubuh manusia. Jasad pastilah mati tapi nyawa abadi. Jadi pada hakikatnya manusia itu abadi dan kembali kepada sang pemilik kehidupan.
***
Di atas gundukan tanah basah bercampur aroma bunga pohon Kamboja, kau meratapi kematianku. Tangisan refleksi pelepasan dari haru kesedihan yang menguasai diri. Sebuah sentimentalitas alami yang terjadi pada manusia normal. Tidak juga kau.
Pelayat sudah lama pergi dari pemakaman, tapi kau masih memeluk erat batu nisanku disertai tangis yang sepertinya tak akan reda sampai berberapa hari ke depan.
"Sudahlah, lanjutkan hidupmu. Jangan menangis di makamku karena sesungguhnya aku tak di sini. Dan kumohon jangan pernah hapus kenangan tentang kita, " bisikku padamu, walau kutahu kita terpisah oleh dimensi ruang dan waktu.
***
Kita yang lama menyatu dalam jalinan asmara berenda sumpah setia, harus tunduk pasrah pada kematian. Nyawaku melayang setelah berjuang kehabisan darah akibat sabetan pedang seorang preman yang kulawan saat menjambretku. Aku wanita yang tak lihai berkelahi, I'm a lover not a fighter.
Sekarang, biarkan aku damai dalam kematian yang indah ini. Dan pemakaman ini menjadi tempat terakhirku di dunia. Tapi tolong jangan cari aku di sini. Di sini hanya jasadku. Itu bukan aku lagi. Walau di batu nisan tertulis namaku :
Tantri Indah Lestari
lahir : 16 Oktober 1983
meninggal : 18 Maret 2016
Sampai ketemu di kehidupan berikutnya…
-Solo, 18032016-
-------------------
Sumber inspirasi: