Â
[caption caption="ilustrasi oleh Robbi Gandamana"][/caption]
(minggu pertama/terinspirasi puisi)
Â
***
Pagi ini aku harus hengkang dari tempat ini. Tempat yang menempaku, membuka wawasan dan pori-pori kecerdasanku tentang hidup. Yang merubah haluan hidupku jadi pejuang kaum Proletar. Yang membuatku jadi tokoh kartun milik umum.
Kumulai membuat sketsa, rencana menaklukan dunia. Kau tahu aku sudah bosan jadi pecundang profesional. Berlama-lama di sanggar reyot ini bisa membunuhku. Aku harus mengepakan sayapku ke dunia luas. sampai aku menemukan duniaku yang sejati.
Kuharap kau tidak mengharapkan aku untuk tetap tinggal. Percuma. Tangisan tidak akan menyurutkan niatku. Jadi tolong restui kepergianku.
Aku bosan terlalu baik hati. Seni kerakyatan katamu? Kita mati-matian membela rakyat kecil dengan kesenian. Tapi kita sendiri mati-matian menahan lapar. Ada saatnya kita harus perhitungan. Bukannya mau matre, tapi hidup harus dihidupi. Tak penting jadi kaya atau miskin. Some born to win, some born to lose.
Kenyataannya kita butuh uang sekarang. Walau aku tahu derajat manusia lebih tinggi dari uang. Yang penting bagaimana caranya uang harus menjadi anak buahku. Bukan  jadi budaknya.
Tolong jangan isi otakku dengan isapan jempol kata motivasi, kata-kata yang kau curi dari si pelacur kata-kata. Aku tak butuh motivasi! Aku orang bebas! Lagian berbuat baik nggak perlu dimotivasi dulu. Ketika aku mau sembahyang, aku sembahyang saja, nggak menunggu motivasi. Berbuat is berbuat.
Mungkin aku dilahirkan di masa yang salah. Ini bukan zaman Paleolitikum yang hidupnya masih foodgathering, mengambil langsung dari alam. Sekarang mana bisa seperti itu. Ingin makan dan hidup layak harus kerja keras.