Mohon tunggu...
Robbi Gandamana
Robbi Gandamana Mohon Tunggu... Ilustrator - Ilustrator

Facebook : https://www.facebook.com/robbi.belumfull -------- IG : https://www.instagram.com/robbigandamana/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Keindahan Kata-kata Kahlil Gibran dalam Balutan Animasi [Resensi Film The Prophet]

29 Februari 2016   12:04 Diperbarui: 1 Maret 2016   08:29 2577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="https://photos.prnewswire.com/prnfull/20160105/319444"][/caption] "Kahlil Gibran? Arek endi iku?" Mungkin itu ungkapan anak gaul yang nggak kenal Kahlil Gibran. Atau anak muda jaman sekarang yang kenalnya Tere Liye, Anne Ahira, Komunitas Ayah Edy, Raditya Dika, Jonru, Sanusi dan sebagainya.

Kahlil Gibran, nama besar sastrawan dunia yang karyanya tak lekang oleh zaman. Di Indonesia buku-bukunya booming di 90an sampai 2000an awal. Saat itu buku-buku Kahlil Gibran jadi semacam kitab suci bagi para penggemarnya. Tapi memang banyak yang sepakat buah tangan Kahlil Gibran memenuhi standar tulisan kitab suci. Karena Isi yang terkandung dalam bukunya penuh hikmah yang mencerahkan.

"Sang Nabi" adalah salah satu karya Kahlil Gibran yang paling epic. Begitu banyak kutipan dahsyat tertulis di sana, yang banyak dikutip para pujangga KW saat 'ber-business of love' dengan gendakannya. Jadi tak salah bila "Sang Nabi" (The Prophet) diwujudkan ke dalam layar lebar.

[caption caption="https://photos.prnewswire.com/prnfull/20160105/319444"]

[/caption]

Adalah Salma Hayek yang mempelopori pembuatan film animasi 2D "The Prophet" (2014), yang sekaligus sebagai produser dan pengisi suara. Diarahkan oleh Roger Allers yang pernah menangani film "The Lion King" (bukan penyakit kelamin alias raja singa lhoo).

Dalam film ini kita disuguhi gambar animasi (kartun) plus gambar-gambar surealis semi abstrak yang mengejawantahkan syair Kahlil Gibran yang indah, dalam, dahsyat dan penuh hikmah. Walaupun mungkin akan terasa wagu bagi mereka yang tak terbiasa melihat film animasi 2D (kartun), karena menganggap film semacam itu hanya cocok ditonton oleh anak kecil.

Bagi yang sudah membaca buku "Sang Nabi", film ini bisa jadi semacam nostalgia. Atau bisa juga menikmati keindahan kata Kahlil Gibran dalam bentuk lain. Dengan begitu mereka lebih bisa menikmati film ini walaupun disajikan dalam bentuk film kartun. Tapi bagi yang belum, film ini bisa membantu membuka wawasan tentang karya dahsyat Kahlil Gibran.

Cuman sayang ada beberapa adegan yang menunjukan gambar 'mata satu'. Yang bisa memunculkan tuduhan negatif pada hal yang berbau konspirasi : Iluminati, Freemason, Dajjal, Ksatria Templar, Mas Yudi..

Dan walaupun ini film kartun, film ini tidak untuk anak-anak. Karena ada beberapa adegan yang menampilkan perbuatan tak senonoh. Ya karena yang membuat film ini orang barat jadi begicu dwech. Agak aneh juga sih di lingkungan Arab yang menjunjung tinggi sopan santun, sepasang kesasih berciuman di depan umum, french kiss lagi.

[caption caption="http://www.gibransprophetmovie.com/wp-content/uploads/2015/07/KahlilGibransTheProphet_PromoStills.0285942.jpg"]

[/caption]***
Film ini mengisahkan penyair yang bernama Mustafa (Liam Neeson) yang dipenjara karena dituduh meracuni pikiran penduduk Orphalese lewat puisi dan kata-kata. Penguasa takut pamor Mustafa akan berpengaruh buruk pada pemerintahannya.

Menjelang pembebasannya, Mustafa mengenal seorang gadis kecil bernama Almitra (Quvenzhane Wallis) yang diam-diam mengikuti ibunya, Kamila (Salma Hayek) ke penjara yang dipekerjakan untuk mengurusi keperluan Mustafa selama di sana.

Almitra yang tak bisa bicara sejak ditinggal mati ayahnya itu selalu terpukau oleh kata-kata Mustafa. Almitra serasa menemukan seorang figur yang selama ini dia rindukan, seorang ayah. Ketika Mustafa bercerita pada Almitra bahwa betapa salahnya orang-orang yang mengira bahwa dengan mengurungnya di penjara, mereka mengira telah berhasil mengekang dia.

"Kuberi tahu satu rahasia...

Kita tidak terpenjara oleh rumah ini atau tubuh kita. Tidak juga oleh orang lain. Kita adalah jiwa, bebas seperti angin. Itulah rahasia yang tak seorang pun tahu.

Aku telah melihat manusia merendahkan diri mereka sendiri untuk memuja kebebasannya. Seperti budak-budak yang merdeka sebelum adanya penindasan. Memujinya dahulu sebelum dia membunuhnya. Aku sudah melihat kebebasan yang sejati di antara mereka. Mengenakan kebebasannya seperti belenggu dan hatiku yang berdarah di diriku.

Untukmu yang hanya bisa bebas saat kau tak lagi berbicara tentang kebebasan sebagai suatu tujuan. Dan bagaimana kau bisa menjadi bebas kecuali bagaimana kau mampu mematahkan rantai-rantai yang telah kau ikat sendiri di sekelilingmu?

Sesungguhnya, Yang mestinya kau sebut kebebasan jauh lebih kuat daripada rantai itu. Selama ikatanya berkilauan di bawah cahaya surya dan untuk menjadi bebas. Apa yang kau ubah itu bukanlah apa yang menjadi bagian dari dirimu?

Jika itu adalah sang penindas, tahtanya dibangun dengan tubuhmu. Jika itu adalah bentuk kepedulian yang akan kau alihkan, kepedulian itu adalah pilihanmu. Dan jika itu adalah ketakutanmu yang akan engkau kendalikan, akar dari ketakutan itu terletak di dalam hatimu dan bukan di tangan si pemberi ketakutan.

Sesuatu itu bergantung pada dirimu sendiri. Sebagaimana cahaya dan bayang-bayang. Seluruhnya menyatu seperti pasangan pelukan.

Kau benar-benar bebas dalam arti yang sesungguhnya. Bukan saat harimu berjalan tanpa kepedulian. Bukan pula saat malammu tanpa penderitaan. Tetapi kurang lebihnya adalah saat semua itu membutakan hidupmu. Dan kamu benar-benar naik melampaui itu semua. Tak dibatasi."

[caption caption="sumber : https://pmcvariety.files.wordpress.com/2016/01/kahlilgibranstheprophet_promostills0090081.jpg?w=670&h=377&crop=1"]

[/caption]***
Kahlil Gibran memang jempolan dalam mengolah sebuah hal sederhana menjadi sebuah prosa yang dahsyat. Seperti cerita saat Kamila mengenalkan Almitra sebagai anak kandungnya pada Mustafa, Mustafa berkata dengan indah :

"Dia kau lahirkan, tetapi tidak darimu. Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu. Mereka adalah anak-anak kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri. Mereka dilahirkan melalui engkau tapi bukan darimu. Meskipun mereka ada bersamamu tapi mereka bukan milikmu.

Pada mereka engkau dapat memberikan cintamu, tapi bukan pikiranmu. Karena mereka memiliki pikiran mereka sendiri. Engkau bisa merumahkan tubuh-tubuh mereka, tapi bukan jiwa mereka. Karena jiwa-jiwa itu tinggal di rumah hari esok, yang tak pernah dapat engkau kunjungi meskipun dalam mimpi.

Engkau bisa menjadi seperti mereka, tapi jangan coba menjadikan mereka sepertimu. Karena hidup tidak berjalan mundur dan tidak pula berada di masa lalu.

Engkau adalah busur-busur tempat anakmu menjadi anak-anak panah yang hidup diluncurkan, Sang pemanah telah membidik arah keabadian, dan ia merenggangkanmu dengan kekuatannya, sehingga anak-anak panah itu dapat meluncur dengan cepat dan jauh.

Jadikanlah tarikan tangan sang pemanah itu sebagai kegembiraan. Sebab ketika ia mencintai anak-anak panah yang terbang, maka ia juga mencintai busur teguh yang telah meluncurkannya dengan sepenuh kekuatan."

[caption caption="www.gibransprophetmovie.com"]

[/caption]***
Ketika Mustafa dalam penjalanan menuju Kapal kebebasan yang mengantarkannya pulang ke kampung halaman, dia dijamu di sebuah pernikahan dan diminta memberikan restunya pada sang pengantin.

"Kalian dilahirkan bersama dan bersama pula kalian akan menikmati selamanya. Kalian harus bersama ketika sayap putih kematian mengelilingi hari-hari. Ya, kalian harus bersama bahkan dalam kenangan sunyi Tuhan. Tapi biarkan ada jarak di antara kebersamaan kalian. Dan biarkan angin surga menari di antara kalian. Saling mencintai, tetapi jangan membuat ikatan cinta.

Biarkanlah itu menjadi lautan yang bergerak antara pantai dan jiwa kalian. Isilah cangkir satu sama lain, tetapi jangan meminum hanya dari satu cangkir. Beri satu sama lain rotimu, tetapi jangan memakan dari potongan yang sama.

Bernyanyilah dan menarilah bersama dengan riang, tetapi biarkanlah masing-masing sendiri. Bahkan saat senar sendirian, ia mampu memainkan musik yang sama. Berikan hatimu, tetapi jangan untuk disimpan satu sama lain. Karena hanya tangan kehidupan yang dapat mengisi hatimu ...

Dan berdiri bersama jangan terlalu dekat. Karena pilar kuil berdiri terpisah dan pohon Ek dan Siprus tumbuh tidak hidup satu dalam bayangan yang lain."

[caption caption="sumber : https://i.ytimg.com/vi/I9q1HpKz4qg/maxresdefault.jpg"]

[/caption]***
Ketika dijamu oleh penduduk dalam perjalanan menuju kapal, Halim (John Krasinski) seorang sipir penjara yang jatuh cinta pada Kamila, meminta Mustafa mengutarakan pendapatnya soal cinta.

"Ketika cinta memanggilmu ikutlah dengannya. Meskipun jalan yang harus kau tempuh keras dan terjal. Ketika sayap-sayapnya merengkuhmu, serahkan dirimu padanya. Meskipun pedang-pedang yang ada di balik sayap-sayap itu mungkin akan melukaimu.

Dan jika ia berbicara padamu, percayalah. Meskipun suaranya akan membuyarkan mimpi-mimpimu. Cinta akan memahkotai dan menyalibmu. Menumbuhkan dan memangkasmu. Cinta akan membeli ujung-ujung rantingmu yang gemulai dan menggoyang akar-akarmu hingga tercerabut.

Bagai seikat gandum ia satukan dirimu dengan dirinya. Menebahmu hingga telanjang. Menggerusmu agar kau terbebas dari kulit luarmu. Melumatmu hingga kau menjadi liat. Kemudian ia membawamu ke dalam api sucinya hingga engkau menjadi roti suci perjamuan kudus bagi Tuhan.

Semuanya dilakukan cinta untukmu hingga kau mengetahui rahasia hatimu sendiri dan dalam pengetahuan itu kau akan menjadi bagian hati kehidupan. Sebuah drama dalam hati kehidupan.

Jangan biarkan rasa takut bersarang agar kau tak hanya menjadikan cinta tempat mencari senang. Karena akan lebih baik bagimu untuk segera menutupi ketelanjangan dan berlalu dari lantai penebahan cinta. Menuju dunia tanpa musim dimana engkau akan puas tertawa gelak yang bukan tawamu dan engkau akan menangis, air mata yang bukan tangismu.

Cinta tidak memberi apapun kecuali dirinya sendiri dan tidak meminta apapun selain cinta itu sendiri. Cinta tidak memiliki dan tidak dimiliki. Karena cinta telah cukup untuk cinta.

Untuk cinta jangan katakan, "Tuhan ada dalam hatiku." Tapi katakan, "Aku berada dalam hati Tuhan."

Kau tidak bisa mengendalikan datangnya cinta. Sebab cinta, kalau dia berkenan akan menuntun jalanmu. Untuk terjaga saat malam dengan sayap di hati. Untuk kembali kala senja dengan segenap kesyukurannya. Dan untuk beristirahat bersama orang-orang saleh. Untuk seorang terkasih di hatimu. Dan sebuah lagu tentang pujian di bibirmu."

***
Itu sebagian cuplikan adegan yang memuat kata-kata dahsyat Kahlil Gibran. Masih banyak kata-kata dahsyat yang lebih baik tidak saya tulis di sini. Karena akan bikin capek yang baca plus yang nulis. Makanya menulis tulisan yang panjang di dunia maya itu sebenarnya egois (kapan-kapan saya bahas). Untuk lebih lengkapnya lebih baik ente nonton filmnya saja. Okeyyy? trims.

-Robbi Gandamana-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun