Mohon tunggu...
Robbi Gandamana
Robbi Gandamana Mohon Tunggu... Ilustrator - Ilustrator

Facebook : https://www.facebook.com/robbi.belumfull -------- IG : https://www.instagram.com/robbigandamana/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Keindahan Kata-kata Kahlil Gibran dalam Balutan Animasi [Resensi Film The Prophet]

29 Februari 2016   12:04 Diperbarui: 1 Maret 2016   08:29 2577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Almitra yang tak bisa bicara sejak ditinggal mati ayahnya itu selalu terpukau oleh kata-kata Mustafa. Almitra serasa menemukan seorang figur yang selama ini dia rindukan, seorang ayah. Ketika Mustafa bercerita pada Almitra bahwa betapa salahnya orang-orang yang mengira bahwa dengan mengurungnya di penjara, mereka mengira telah berhasil mengekang dia.

"Kuberi tahu satu rahasia...

Kita tidak terpenjara oleh rumah ini atau tubuh kita. Tidak juga oleh orang lain. Kita adalah jiwa, bebas seperti angin. Itulah rahasia yang tak seorang pun tahu.

Aku telah melihat manusia merendahkan diri mereka sendiri untuk memuja kebebasannya. Seperti budak-budak yang merdeka sebelum adanya penindasan. Memujinya dahulu sebelum dia membunuhnya. Aku sudah melihat kebebasan yang sejati di antara mereka. Mengenakan kebebasannya seperti belenggu dan hatiku yang berdarah di diriku.

Untukmu yang hanya bisa bebas saat kau tak lagi berbicara tentang kebebasan sebagai suatu tujuan. Dan bagaimana kau bisa menjadi bebas kecuali bagaimana kau mampu mematahkan rantai-rantai yang telah kau ikat sendiri di sekelilingmu?

Sesungguhnya, Yang mestinya kau sebut kebebasan jauh lebih kuat daripada rantai itu. Selama ikatanya berkilauan di bawah cahaya surya dan untuk menjadi bebas. Apa yang kau ubah itu bukanlah apa yang menjadi bagian dari dirimu?

Jika itu adalah sang penindas, tahtanya dibangun dengan tubuhmu. Jika itu adalah bentuk kepedulian yang akan kau alihkan, kepedulian itu adalah pilihanmu. Dan jika itu adalah ketakutanmu yang akan engkau kendalikan, akar dari ketakutan itu terletak di dalam hatimu dan bukan di tangan si pemberi ketakutan.

Sesuatu itu bergantung pada dirimu sendiri. Sebagaimana cahaya dan bayang-bayang. Seluruhnya menyatu seperti pasangan pelukan.

Kau benar-benar bebas dalam arti yang sesungguhnya. Bukan saat harimu berjalan tanpa kepedulian. Bukan pula saat malammu tanpa penderitaan. Tetapi kurang lebihnya adalah saat semua itu membutakan hidupmu. Dan kamu benar-benar naik melampaui itu semua. Tak dibatasi."

[caption caption="sumber : https://pmcvariety.files.wordpress.com/2016/01/kahlilgibranstheprophet_promostills0090081.jpg?w=670&h=377&crop=1"]

[/caption]***
Kahlil Gibran memang jempolan dalam mengolah sebuah hal sederhana menjadi sebuah prosa yang dahsyat. Seperti cerita saat Kamila mengenalkan Almitra sebagai anak kandungnya pada Mustafa, Mustafa berkata dengan indah :

"Dia kau lahirkan, tetapi tidak darimu. Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu. Mereka adalah anak-anak kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri. Mereka dilahirkan melalui engkau tapi bukan darimu. Meskipun mereka ada bersamamu tapi mereka bukan milikmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun