Robot si Tawan ini memang bikin geger dunia sains. Para pakar (asli maupun instan) yang ngeh soal robot pada turun gunung. Mereka terbangun dari pertapaan panjangnya di medsos atau di kampus yang damai dan sejuk bergelimang uang, gaji yang diambil dari uang rakyat. Oh yesss..Oh Nooo...
Sepertinya para manusia cerdas (dan yang merasa cerdas) tadi nggak rela kalau disalip sama orang yang nggak mengenyam bangku kuliah. Seolah-olah mereka kena tampar dengan keras di pipinya : 'Woii bangunn!! jangan cuman berteori dan baca buku bertumpuk-tumpuk di Perpus. Buatlah karya nyata untuk negara!'.
Well, dalam kasus tertentu, ternyata hoax itu nggak selalu howeekk (muntahan) tapi kalau ada cara yang lebih baik, jangan lakukan itu. Seperti juga halnya dengan berdusta. Walaupun tercela tapi ada kalanya kita harus (terpaksa) berdusta. Jadi jangan artikan saya melegalkan berita hoax atau dusta..gundulmu!
Cobalah sekali-sekali untuk tidak berpikir linear. Biar hidup lebih berwarna. Kadang kenakalan berpikir itu penting. Trims.
Â
-Robbi Gandamana-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H