Mohon tunggu...
Robbi Gandamana
Robbi Gandamana Mohon Tunggu... Ilustrator - Ilustrator

Facebook : https://www.facebook.com/robbi.belumfull -------- IG : https://www.instagram.com/robbigandamana/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Berita Ilusi yang Bikin Sensi

20 Januari 2016   19:04 Diperbarui: 21 Januari 2016   13:19 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelum membahas lebih jauh ngalor ngidul nganti ngulon, ada baiknya kita kenali dulu macam tulisan yang umum di tulis media: berita, artikel dan esai. Berita adalah laporan tercepat mengenai kejadian yang sifatnya sementara sedangkan artikel adalah karya tulis faktual yang berupa ilmu pengetahuan sifatnya tetap (nggak sementara).

Esai adalah tulisan yang membahas tentang sebuah masalah secara sepintas dari sudut pandang pribadi penulisnya. Isinya adalah opini penulis dengan sebuah masalah, dan subyek masalah tersebut diberikan nilai si penulis. Begitu kata seorang dosen di Institut Google Indonesia.

Di era digital yang serba cepat dan instan ini, bukan kita yang mencari berita tapi berita yang mencari kita. Situs-situs berita berlomba-lomba menjaring pembaca dengan judul yang bikin penasaran, kreatif, bombastis juga kontroversi. Agar rating terdongkrak naik. Berharap diserbu iklan. Tapi malah dapat teguran dari KPI.

Nggak cuman situs berita atau media massa mainstream yang membuat berita, semua orang bisa menulis berita. Nggak peduli kamu bakul akik, sales kaos kaki maupun tukang ketik kelurahan. Semua punya potensi menulis berita, selama dia punya akun medsos.

Masalahnya nggak semua berita itu valid, ada buanyak sekali berita ilusi yang berdasar asumsi tanpa bukti. Yang berpotensi menimbulkan kegaduhan, polemik di masyarakat. Atau juga membuat rakyat kehilangan kepercayaan dan simpati pada pemerintah.

Saya sebut sebagai berita ilusi karena ditulis tanpa fakta, bukti dan logikanya payah (istilah orang pinter: logical fallacy). Ditulis dengan bahasa tinggi bak seorang profesor. Benar-benar meyakinkan, seolah-olah seorang pakar di bidangnya. Buktinya banyak yang langsung terpikat dan nge-share : 'emejing!..ijin share Mblo!'.

Dan ketika berita ilusi tersebut dipersoalkan fakta dan buktinya, mereka selalu punya pembenaran yang luar biasa, singkat, padat dan..salah. Ada benarnya juga perkataan seorang kyai yang bilang bahwa Tuhan itu maha menyesatkan, bagi mereka yang pantas disesatkan (karena kebencian atau kecintaan yang amat sangat pada sesuatu atau seseorang).

Tapi ada juga yang bahasanya sinis, emosi yang meledak-ledak dan kesimpulan yang tergesa-gesa. Biasanya yang begini adalah pengamat kagetan. Ketika ada komen yang bernuansa debat, langsung melarikan diri atau si komentator diblokir...beress, aman terkendali.

Berita ilusi paling gres adalah berita soal teror Sarinah yang dipelintir sebagai pengalihan isu perpanjangan kontrak Freeport, pengalihan isu korupsi Setyo Novanto, pengalihan isu mbahmu yang belum sunat dan sebagainya.

Padahal yang dituliskan si penulis tersebut hanya berdasarkan asumsi yang tak berdasar. Isinya nggak lebih dari 'menurut saya'. Kont..eh konyolnya tulisan 'menurut saya' tersebut dijadikan berita oleh sebuah situs berita dengan judul provokatif. Seakan-akan berita tersebut hasil dari investigasi bertahun-tahun, padahal cuman cocoklogi.

Ada juga berita ilusi soal pengalihan isu lainnya yang dihimpun dari kumpulan status dari Facebook, Twitter dan Chirpstory. Hanya karena status-status tersebut jadi viral di Medsos (di-like dan di-share banyak orang). Dengan harapan bisa mendongkrak rating atau popularitas. Tanpa perduli akibat yang ditimbulkan: kegaduhan dan hilangnya simpati pada aparat yang sudah berkorban maupun yang jadi korban.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun