nyawamu telah pergi tapi bukan berarti mati
kau tak kan pernah menjadi masa lalu
kau adalah sekarang....sekarang banget!
seperti Marsinah, Munir, Udin, Widji Thukul,..
namamu akan terus hidup di hati para pembaru..
aku yakin bahwa kebenaran pasti menang
walau aku tahu kejahatan di dunia tak akan hilang
karena manusia tidak diwajibkan untuk berhasil
tapi diperintah agar selalu berjalan di jalan yang lurus
yang telah ditetapkan oleh sang maha adil..
maling, pembunuh, preman memang dihakikatkan ada..
jika ada hitam pastilah ada putih
bila ada kebaikan pastilah ada keburukan
tanpa penjahat tak kan pernah ada pahlawan
tak akan ada nabi, penegak hukum, pemberontak,..
kau tak kenal huruf tapi pandai membaca
mereka bisa baca tapi pandai merekayasa kata
uang menjadikan tuli kebenaran dan buta kemanusiaan
sampai berani bermain sebagai Tuhan
nyawa pun lebih rendah dari harga sebuah tambang..
mereka mengira membunuh adalah penyelesaian..
salah besar! justru itulah awal peperangan
lihat para pejuang jalanan tak henti teriak "lawan!"
hati menyala membara api merah marah dendam
kumandangkan terus mars anti penindasan..
lagu sang kancil tak lagi sama seperti adanya
karena Kancil bukanlah pencuri 'timun'
tapi disiksa tanpa diberi ampun..
dengan nada sumbang penuh amarah
disertai kilau tajam pedang dan bau amis darah..
nyawamu telah dilenyapkan paksa
tapi semangat dan perjuanganmu Âakan tetap ada
menginspirasi para pemuda penuh api di matanya
bagai virus ganas yang terus mewabah
di negeri yang kembali ke jaman jahiliyah..
inilah episode sinetron negeri roman picisan
tentang carut marut sebuah peradaban
tentang kebenaran yang dikebiri
tentang busuknya sebuah konspirasi
tentang keadilan yang bisa dibeli..
Â
-Robbi Gandamana-
26 Oktober 2015