Cak Nun mengingatkan, usahakan berbuat baik jangan sampai orang tahu. Kalau bisa jangan sampai orang tahu kalau kita shalat. Lebih ekstrim lagi, jangan sampai Tuhan tahu kalau kita shalat (walau itu nggak mungkin). Pokoknya lakukan saja apa yang diperintahkan dan jauhi yang dilarang-Nya..titik!. Itu adalah sebuah bentuk keikhlasan, tanpa pamrih yang luar biasa. Sudah suwung, sudah nggak perduli dengan iming-iming imbalan pahala, yang penting Tuhan ridha, nggak marah sama kita.
Motong rambut atau kuku nggak harus nunggu hari Jum'at. Mau 'hohohihe' aja kok ya harus nunggu malam Jum'at. Itulah kita, tarafnya masih kemaruk pahala. Nggak ada pahala, nggak ibadah. Ini jangan diartikan meremehkan Sunnah Rasul. Pikiren dewe..
"Surga itu nggak penting.." kata Cak Nun suatu kali. Tuhan memberi bias yang bernama surga dan neraka. Tapi kebanyakan manusia kepincut pada surga. Akhirnya mereka beribadah tidak fokus kepada Tuhan. Kebanyakan kita beribadah karena ingin surga dan takut pada neraka. Kelak kalau kita berada di surga, bakalan dicueki oleh Tuhan. Karena cuma mencari surga nggak mencari Tuhan. Kalau kita mencari surga belum tentu mendapatkan Tuhan. Tapi kalau kita mencari Tuhan otomatis mendapatkan surga. Kalau nggak dikasih surga, terus kita kost dimana???
"Cukup sudah, jangan nambah file di kepalamu tentang surga dan neraka..fokuskan dirimu pada Tuhan. Karena sebenarnya orang yang berada di surga adalah orang yang mencari Tuhan. Dzat yang sangat layak dicintai di atas segala makhluk dan alam semesta..." kata Cak Nun.
Tolong jangan diartikan 'nggak penting' di sini adalah sebuah bentuk kesombongan. Itu sebenarnya adalah sebuah ungkapan pada orang yang level keimanannya sudah tinggi. Soal surga dan neraka sudah tidak menjadi tujuan ibadah mereka lagi. Mereka hanya berfokus pada Tuhan. Walaupun sebenarnya surga dan neraka tetaplah penting.
Â
Kuncinya Kesehatan Adalah Berpikir Dengan Benar
Ilmu kesehatan Cak Nun berbeda dengan ilmu kesehatan pada umumnya. Beliau tidak percaya bahwa olahraga itu pasti sehat.
"Gizi iku asline gak ono rek...tapi ojo diomongno dokter lho yo.." kata Cak Nun.
Omongan Cak Nun itu jangan diartikan linier dan harfiah. Bisa jadi itu cuman cara berpikir dan sugesti aja.
Kalau kita cermati bayi jaman dahulu yang hanya dikasih pisang atau tajin. Kok ya bisa tubuhnya tumbuh jadi besar. Atau gelandangan yang hidup di jalan bertahun-tahun makan nggak jelas apa yang dimakan, kok ya bisa hidup dan nggak pernah sakit. Dan masih banyak contoh yang lain.
Menurut Cak Nun kunci kesehatan itu terletak pada pikiran yang benar. Kalau pikiran kita salah maka akan membuat disorganisasi otak. Perintah yang datang dari otak ke organ tubuh yang lain (saraf, jantung, ginjal dan lainnya) akan jadi kacau. Maka akan menimbulkan sakit-sakit.
Usahakan dalam segala hal cara berpikir kita benar, walau kita nggak mampu bertindak untuk mewujudkan kebenaran itu. Misal kita tahu ada seorang presiden yang dalam pikiran kita dia nggak benar tapi kita tidak bisa merubahnya. Itu sudah beres, minimal pikiran kita sudah tepat.