gegas langkah yang tersendat
pada sebuah hujan malam ini
lidah kilat menggema cakrawala
teringat tawa tangis sang bocah
di huma kecil beratap cinta
berlantai kasih bertembok damai
..mutiara hidupku...
malam mengejar pagi
hidup diburu waktu
sementara senja semakin dekat
raga masih terus saja berlari
aku tidak sedang meratap
karena hidup cuma sebuah tawa yang tersesat di sela-sela tangis
pada seorang bocah bermata bening..
..anaku..
di luar masih basah..
Solo, 22 April 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H