Mohon tunggu...
Vanwi Subiyat
Vanwi Subiyat Mohon Tunggu... Jurnalis - swasta

♡Terimakasih sudah membaca catatan-catan dan tulisan yang telah dibuat. Salam penuh kasih

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kompasiana Merupa Perpustakaan, Terbitkan Buku Puisi Jadi Kebahagiaan

28 Maret 2020   09:25 Diperbarui: 28 Maret 2020   20:35 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Satir tapi Realistis, Kumpulan Puisi Racuni Jiwa Naungi Hati  (Staff Khusus Milenial Presiden, Billy Mambrasar)

MENGUMPULKAN  banyak puisi di Kompasiana sebagai perpustakaan membayakan seperti Kotak Pandora. Dikutip dari Wikibuku bahasa Indonesi, Kotak Pandora adalah guci indah yang diberikan oleh para dewa kepada wanita manusia pertama, Pandora, pada pesta pernikahan Pandora dengan Epimetheus. Akan tetapi Pandora dilarang untuk membuka kotak tersebut.

Namun, Pandora amat penasaran dengan isi guci itu dan ia pun membukanya. Ternyata kotak itu berisi segala macam teror dan hal buruk bagi manusia, antara lain masa tua, rasa sakit, kegilaan, wabah penyakit, keserakahan, pencurian, dusta, kedengkian, kelaparan, dan berbagai malapetaka lainnya.

Dan dengan terbukanya guci itu, segala kejahatan pun berhasil bebas dan menjangkiti umat manusia. Semua keburukan itu merupakan hukuman dari Zeus atas tindakan pencurian api Olimpus oleh Prometheus.

Pandora amat menyesali perbuatannya. Ketika ia kembali melihat ke dalam kotak, ada satu hal yang masih tersisa di dalam kotak dan tak mampu terbang bebas, hal tersebut adalah harapan.

Nah, harapan itu menjadi ledakan hati, dengan menerbitkan 100-an puisi yang kesemuanya saya tulis di Kompasiana. Dan saya harus terimaksih kepada Kompasiana, dengan cara menulis dan mengabarkannya di Kompasianan. Wujudnya kecil namun menjadi  memoar yang panjang

Menjadi anggota kompasiana dari tahun 2015 membuat saya harus melengkapi keinginan untuk menerbitkan buku puisi. 

Kangen Meracuni Jiwa Meracuni Jiwa Menangi Hati  menjadi sampul buku puisi berwarna kuning.  Sayapun harus menghilangkan kata Kangen, hingga   sampul buku menjadai Kumpulan Puisi 'Racuni Jiwa Naungi Hati'

 

KANGEN KITA RACUNI JIWA NAUNGI HATI

Kangen
datang seketika,
dia datang tanpa lelah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun