Di satu senja nan muram,
Bermunculan para pekerja yang berjalan menuju pulangnya.
Mereka mengadahkan wajah seakan meminta-minta.
Permintaan akan kerinduan yang sulit untuk dilukiskan.
Sulit untuk dikatakan dan diterjemahkan.
Tapi mudah untuk kutuangkan dalam sebait puisi,
yang kusisipkan dalam kantung celana mu.
entah kenapa wajahmu yang senantiasa sendu,
berubah menjadi syahdu.
mungkin karena titipan rindu di langit telah kau lihat.
atau mungkin,
sepotong langit yang merindu telah kau jamah.
ah,
Di satu senja nan muram,
aku adalah pekerja-pekerja itu dan
kau adalah langit-langit rinduku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H