Mohon tunggu...
Prasetya Marisa
Prasetya Marisa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pekerja , Pembelajar, dan Penulis Buku Diari.

Mencintai apa yang bisa dicintai. Hidup untuk masa lalu, masa kini, dan masa depan. Tidak memiliki apapun termasuk diri sendiri. Mengejar kesempurnaan walau tak pernah sempurna. Selalu ada cela. Noda.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bapak-Bapak

25 Maret 2024   11:21 Diperbarui: 25 Maret 2024   11:37 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Untuk semua yang dipanggil Pak ataupun Bapak,
Ku letakkan hormatku di pundak mu. Karena yang ku tahu, semua beban hidupmu ada disitu. Terkadang juga di kepala, berwujud gumpalan masalah yang minta diurai. Entah diurai menjadi selesai atau makin ruwet .  Gimbal masalah mu terkatung-katung di kepala minta diruwat.

Untuk semua yang dipanggil Pak ataupun Bapak,
entah belum punya istri atau sudah empat. Entah belum punya anak atau sudah banyak. Ku lihat kerinduan di mata mu. Untuk sekedar berjumpa dengan keluarga. Untuk sekedar memeluk dan mencium apa-apa yang  bisa dicium dan dipeluk.  Agar hati yang lelah setelah seharian bekerja, kembali terobati akan cinta yang kau punya.

Untuk Dua Bapak yang kupunya di dunia,
salam cinta dan doaku padamu. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun