Duka dan Lara adalah aku yang mengadu,
kepada engkau, si pemberi puisi berpadu.
Seringkali ku eja katamu saling beradu,
yang kau tulis seraya tertawa merindu.
Duka dan Lara adalah nyanyian tak berlagu,
yang terkadang membikin candu.
Rela aku menangis tergugu-gugu,
demi menantang sedih sewindu.
Duka dan lara adalah komoditas perah,
yang kadang memancing amarah.
Sudah terlalu lama mereka didesah,
tapi kau menjadikan mereka berkisah-kisah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H